Saturday, September 17, 2011

Travel Sketch : Capernahum


Penemuan
Pada tahun 1905, dua arkeolog Jerman memulai penggalian hingga 1926. Penemuan terbesarnya adalah Sinagog Kapernaum, tempat Yesus mengajar, membuat mujizat, dan beribadah. Penggalian dilanjutkan oleh Ordo Fransiskan dan menemukan apa yang dipercaya sebagai rumah Petrus.

Tell Hum = Real Kapernaum?
Tidak dapat disangkal bahwa inilah tempat satu kota besar kuno. Ada dua tempat yang dianggap Kapernaum : Tell Hum dan Khan Minya. Jarak keduanya kurang dari 5 km. Beberapa ahli cenderung memeilih Khan Minya, tetapi sekarang orang lebih mendukng Tell Hum, mungkin “Hum” menunjukkan sisa-sisa dari Nahum.

Satu sinagog ditemukan di Tell Hum berasal dari abad pertama (sekitar abad 3) telah digali dan dipugar. Barangkali dengan kekuatan bukti ini maka pemerintah Israel menyebut Tell Hum sebagai Kefar Nahum atau Kapernaum.

Kota Besar, dulunya…
Kapernaum merupakan kota di pantai Barat Laut D. Galilea. Nama Kapernaum diambil dari bhs. Ibrani kefar nakhum yang berarti “desa dari (nabi) Nahum”. Kemudian dijadikan satu kata dalam bhs. Yunani.
Kota ini tempat persinggahan yang biasa dipakai dalam perjalanan menuju Damaskus. Dulunya, merupakan kota yang sibuk, pedagang membawa rempah-rempah dan sutra dari Damaskus dan membawa pulang hasil ikan dan buah dari Galilea. Oleh karena itu, Kapernaum menjadi salah satu kota penting juga pada zaman Kristus.

Yesus memakai kota ini sebagai markas besar pelayananNya untuk beberapa waktu (sekitar 20 bulan), setelah Ia ditolak di Nazareth. Alkitab mencatat bahwa Yesus mengajar di sinagog, mengusir setan, menyembuhkan orang sakit lumpuh, menyembuhkan ibu mertua Petrus, dsb. Kota ini juga adalah rumah bagi Petrus. Yesus menubuatkan kehancuran kota ini karena ketidakpercayaan penduduknya. Situs kota ini tidak diketahui dalam jangka waktu yang panjang.

Olive

Olive Oil
Di beberapa tempat di Israel, ditemukan batu-batu kilangan yang biasa dipakai untuk menggiling gandum atau zaitun untuk diambil minyaknya. Dua yang saya lihat ada di Tabgha dan di sini, di Kapernaum.

Pohon Zaitun
Dalam bahasa Ibrani, Zaitun dikenal dengan nama Zayit, dalam bahasa Yunani : elaia. Zaitun pertama kali disebut dalam Alkitab dalam Kej. 8:11 saat burung merpati kembali ke bahtera dengan sehelai daun zaitun.
Zaitun dan anggur merupakan barang yang dihargai sebagai sumber penghasilan yang menguntungkan (1 Sam 8:14; 2 Raj 5:26). Zaitun dan burung merpati dihormati sebagai lambang persahabatan dan perdamaian (Mzm. 52:10).
Zaitun bisa mencapai tinggi 6 meter. Batangnya berubah-ubah bentuk dan dahannya banyak. Zaitun berkembang lambat, tetapi sering mencapai usia sampai beberapa abad, kalau tidak terganggu. Uniknya lagi, bila pohon ditebang, tunas-tunas baru muncul dari akarnya. Batang-batang yang hampir mati juga biasanya bertunas lagi, bahkan bisa memunculkan sampai 5 batang baru.

Batu Kilangan dan proses bikin Olive oil

 Olive Oil
Zaitun juga dimanfaatkan minyaknya. Terkenal sebagai rajanya pepohonan, minyaknya pun merupakan barang mahal. Sederhananya, ada dua tahap yang dipakai untuk mendapatkan minyak.
Pertama, buah zaitun digiling dengan batu kilangan. Batunya bisa diputar dengan tenaga manusia atau hewan selama beberapa waktu untuk mengeluarkan air dan sari tepungnya juga minyaknya.
Kedua, ampas hasil gilingan diambil dan kemudian ditumbuk dan ditekan lagi dengan batu2 besar. Minyak hasil proses inilah yang disebut extra virgin oil.


Yes, we were here!!
God Bless Israel, God Bless Indonesia!!

Merry Christmas 2015!