Sunday, June 26, 2011

Lost and found : Atlantis!


ATLANTIS, ada nggak sih?


Setelah baca sana-sini dan dengar sana-sini tentang Atlantis, saya gatel juga pengen ikutan nulis hasil kesimpulan sendiri.Saya ngga pernah bosan untuk memakai sumber kebenaran supaya tulisan ini ngga sekadar subyektif dan mengada-ngada, tetapi memang ada.

Setelah baca cukup banyak tulisan blog (yang sebagian besar ternyata isinya sama karena ngutip berita yang sama), nge-wikipedia (yang ngga bisa dipercaya juga karena kita ngga tahu, apakah penulis di wiki memang orang yang kompeten, tapi hasil telusuran penulisnya sangat membantu pengertian dan pemahaman) = lihat wiki yang versi inggris, jangan yang versi indonesia! Kalau susah ngerti inggrisnya, mending sambil google translate aja. Lumayan bantu2 untuk mengerti.

Jadi, sedikit penelitian sana sini, ikut2an dengan sesederhana mungkin untuk cerita ttg Atlantis yang sumbernya coba digabung dari Alkitab, dokumenter2 DC dan NG, dan tulisan2 orang (yang saya kira bisa dipercaya).

Ow..ow.. siapa dia?? Atlantis, gan…

Selama ini, arkeolog dan sejarawan hanya memiliki bukti Atlantis pernah ada di muka bumi dari tulisan Plato (sekitar 2300 tahun yang lalu). Atlantis konon katanya adalah kota pelabuhan berupa kepulauan dengan kebudayaan yang maju. Atlantis terkenal karena kebudayaan yang melampaui zamannya. Selain itu, Atlantis terkenal dengan barang-barang tambang emas, perak, tembaga, dsb. Ada hingga hilangnya Atlantis ditulis Plato. Atlantis menurut Plato hilang dalam sehari semalam akibat gempa dan air bah (mungkin terjemahan sekarang adalah tsunami – istilah air bah masih sering digunakan untuk enggambarkan bencana yang berhubungan dengan air)…

Atlantis, dimana dia sebenarnya?

Kalo ngewiki (yang inggrisnya yah), banyak tempat yang diyakini sebagai lokasi eks-Atlantis. Ada di daerah Spanyol, ada di daerah Yunani, ada di daerah Atlantik, hingga di Indonesia.

Tanpa bermaksud merendahkan para pendapat lain, saya berpendapat bahwa Indonesia bukan Atlantis yang dimaksud Plato. Satu tempat terlogis ‘bekas’ Atlantis adalah suatu daerah di selatan Spanyol (pendapat ini muncul karena tempat tersebut paling sesuai dengan deskripsi Plato, tetapi hal inipun masih dalam tahap penelitian lanjut). Meskipun saya sendiri sangat senang jika bila benar Indonesia adalah Atlantis, tapi tampaknya hal ini cukup jauh dari fakta. Kenapa? Smoga paparan ke depan bisa memberi pandangan terhadap pertanyaan ini. Jadi, dalam hal ini, Atlantis yang dibicarakan berlokasi di sebuah tempat di selatan Spanyol.

Jadi, Atlantis di Spanyol?

Kemungkinan terbesar iya karena deskripsi lokasinya paling sesuai dengan deskripsi Plato. Para ahli cukup mempercayai tulisan Plato karena cerita mendetailnya tentang Atlantis, kondisi Atlantis, hingga hilangnya Atlantis (agak sayang juga karena konon katanya tidak ada sumber-sumber sejarah lain tentang Atlantis selain tulisan Plato). Atlantis dikatakan Plato berada di luar Pilar-pilar Herkules yang diyakini adalah (bentuk geografis) Selat Gibraltar.

Atlantis adalah kota pelabuhan kepulauan berbentuk konsentris. Kalau lihat foto satelitnya, daerah ini udah tertimbun pasir (bekas rawa yang telah mengering). Akan tetapi, pencitraan udara meyakinkan peneliti bahwa ada ‘bekas’ pola-pola radial konsentris tergambar di tanah itu. Kedua, hasil sonar bawah laut di lepas pantai area tersebut tergambar sebuah pola yang dipercaya adalah bekas tembok-tembok kota.

Deskripsi Plato pun menggambarkan bahwa keadaan di Atlantis memiliki kemiripan budaya dengan Yunani. Salah satu figur bangunan yang sesuai adalah adanya Kuil Poseidon. Jadi, lewat bukti ini saja, jelas Atlantis adalah sebuah tempat yang dekat dengan Yunani (dan mungkin masih dalam jarak jangkau perjalanan Plato). Lokasi Indonesia tampak terlalu jauh. Meskipun Indonesia kaya barang tambang dan berbentuk kepulauan, tetapi tidak ditemukan peninggalan budaya Yunani di Indonesia. Apalagi kepulauannya tidak berbentuk konsentris.

Apa kata Alkitab?



Ada ngga yah?

Para peneliti di NG ini menemukan juga (saya ngga tahu bagaimana penelitian mereka – mungkin kroscek2 dengan cerita2 lokal dan pakai etimolog) bahwa Atlantis punya nama lain yaitu Tarsis, Tarsus (sepertinya berbeda dengan Tarsus dalam Perjanjian Baru), Tarsessoss, Tarsissus. Pada zamannya, orang-orang mungkin lebih mengenalnya dengan nama2 tersebut. Sebutan Atlantis mungkin muncul dari orang2 Tarsis/Tarsus/Tarsessoss/Tarsissus sendiri yang mengagumi kemegahan kotanya sehingga menamakan Atlantis.

Jika mendengar sebutan lain Atlantis, Alkitab mencatat nama Tarsis beberapa kali dalam kitab2 berbeda di Perjanjian Lama (1 Raja-raja, 1 Tawarikh, 2 Tawarikh, Mazmur, Kidung Agung, Yesaya, Yeremia, Yehezkiel, Daniel, dan Yunus). Cerita tentang Yunus mungkin paling diingat karena Tarsis adalah tempat pelarian Yunus ketika disuruh Tuhan pergi ke Niniwe. Ada 10 kitab dan sekitar 8 penulis berbeda yang menyatakan bahwa Tarsis memang pernah ada di bumi.

Setidaknya minimal ada 2 hal yang sama antara tulisan Plato dengan Alkitab. Pertama, Tarsis/Atlantis sangat terkenal dengan barang tambang, terutama emas, perak, dan permata. Kedua, Alkitab mencatat sekali dalam 3 tahun kapal-kapal Tarsis datang membawa hasil tambangnya. Walaupun tidak sama persis, tetapi fakta ini saya rasa cukup relevan dengan tulisan Plato bahwa jarak perjalanan ke Atlantis (kemungkinan dari Yunani karena Plato dari Yunani) selama 3 tahun.

1 Raja-raja 10:22

“Sebab di laut raja mempunyai kapal-kapal Tarsis bergabung dengan kapal-kapal Hiram; dan sekali tiga tahun kapal-kapal Tarsis itu datang membawa emas dan perak serta gading; juga kera dan burung merak.”

2 Tawarikh 9 :21

“Sebab raja mempunyai kapal-kapal yang berlayar ke Tarsis bersama-sama dengan orang-orang Huram; dan sekali tiga tahun kapal-kapal Tarsis itu datang membawa emas dan perak serta gading; juga kera dan burung merak”

Bahkan Yesaya menubuatkan kehancuran dari Tarsis.

Yesaya 2 : 16

“untuk menghukum semua kapal Tarsis dan semua kapal yang paling indah”

Yesaya 23:1

“Ucapan ilahi tentang Tirus. Merataplah, hai kapal-kapal Tarsis, sebab Tirus sudah rusak, tiada lagi rumahmu atau pangkalanmu! Ketika mereka masih di negeri orang Kitim telah dinyatakan hal itu kepada mereka”

Yesaya 23:6

“Mengungsilah ke Tarsis, merataplah hai penduduk tanah pesisir!”

Yesaya 23:10

“Kerjakanlah ladangmu seperti di tepi Sungai Nil, hai puteri2 Tarsis, sudah tidak ada lagi galangan-galangan kapal!”

Yesaya 23:14

“Merataplah, hai kapal-kapal Tarsis, sebab sudah dirusakkan bentengmu!”

Bagaimana dengan kronologis waktunya?

Kata Tarsis pertama kali muncul dalam kitab 1 Raja-raja. Kitab ini menceritakan riwayat pemerintahan raja-raja Israel. Dalam pasal 1 Raja-raja di atas, raja yang dimaksud adalah Raja Salomo (raja ke-3 Israel). Jadi, Tarsis baru ada/telah ada pada saat Salomo memerintah. Masa pemerintahan Salomo sendiri diperkirakan tahun 971-931 SM. Asumsikan saja, Tarsis telah ada sebelum Salomo naik tahta karena ketika Salomo memerintah, ia jelas mendapat salah satu suplai emas dari Tarsis untuk membangun Bait Allah. Misalnya saja, katakanlah Tarsis telah ada sebelum Salomo jadi raja, sekitar 1000 tahun SM.

Tulisan Plato diyakini muncul 2300 tahun yang lalu atau sekitar 300 tahun SM. Karena ia bercerita juga bagaimana tentang kejatuhan Atlantis, maka kemungkinan besar bahwa Plato hidup pada masa itu. Ia tahu (mungkin pernah juga ke Atlantis/Tarsis karena detail tulisannya) tentang Atlantis hingga hancurnya oleh gempa.

Bila dibandingkan dengan kronologis Alkitab, kitab Yesaya ditulis sekitar 700 tahun SM (tepatnya 734 SM). Mari sedikit berhitung. Kini, tahun Masehi 2000 tahunan (yaa sekarang 2011 kok, 11 ya sengaja tidak dimasukkan supaya lebih mudah saja) , ditambah 700 tahun SM, berarti 2700 tahun jarak waktu saat ini ke zaman Yesaya. Mengapa mengambil contoh kitab Yesaya, karena Yesaya menubuatkan kehancuran Tarsis. Ada waktu 300-400 tahun sejak Yesaya bernubuat sebelum tulisan Plato muncul (360 SM). ‘Umur’ Tarsis 300 tahun-an saat Yesaya bernubuat.

Kitab terakhir dalam PL yang menyebut Tarsis adalah Yunus. Tarsis adalah tujuan pelariannya ketika Tuhan menyuruhnya ke Niniwe. Setelah kedatangan Yunus penduduk Niniwe bertobat dan luput dari kemusnahan. Namun pada akhirnya, kota Niniwe dimusnahkan tahun 612 SM – pada masa nabi Nahum, kitab ke-2 setelah Yunus). Kata Tarsis tidak ditemukan lagi setelah kitab Yunus. Kitab nabi-nabi kecil, seperti Yunus, ditulis pada abad 8-6 SM. Bila berasumsi paling akhir abad ke-6 SM/ sekitar 600 tahun SM, maka ada waktu 100 tahun penggenapan nubuatan Yesaya.

Mengacu pada Alkitab (Yunus), saya asumsikan bahwa Atlantis/Tarsis hilang sekitar 600 tahun SM. Artinya, 2600-an tahun yang lalu, sesuai dengan tulisan Plato. Sejak kemunculannya tahun 1000 SM hingga hancurnya tahun 600 SM, maka Atlantis/Tarsis berumur sekitar 400 tahunan. Atlantis atau Tarsis muncul sekitar 3000 tahun yang lalu. Umurnya tidak sampai berpuluh ribu tahun. Sampai 10 ribu saja tidak…eh 5 ribu juga engga.

Ada sedikit ‘pertentangan’ di sini karena Plato hidup diperkirakan tahun 424/423 – 348/347 SM. Sedangkan dari penjelasannya yang mendetail, dia sepertinya pernah hadir dan melihat Tarsis/Atlantis. Kalau memang begitu, Tarsis/Atlantis masih ada hingga abad ke-3/4 SM atau masih ‘hidup’ 200-300 tahun lagi.

Anehnya, kalau ini memang benar, maka kitab setelah Yunus pasti ada yang menuliskannya lagi. Bagaimana mungkin kota semegah itu tidak ada yang mengaguminya lagi dalam tulisan, kecuali kota itu sudah tidak ada? Salah satu alasannya, ketika Atlantis/Tarsis hilang, tidak dengan penduduknya. Plato menulis berdasarkan ingatan pribadi dan kolektif dari penduduk yang selamat. Keberadaan penduduk yang selamat dikonfirmasi para arkeolog dan sejarawan berdasarkan adanya kuil di perbukitan dekat lokasi di Spanyol selatan yang diperkirakan bekas Atlantis dulu.

Ada alasan pula kenapa Atlantis makin sulit diidentifikasi. Kehancuran ini bandingkan dengan kota Yerusalem yang sempat dibiarkan terkubur selama 600 tahun sebelum dibangun lagi oleh seorang kafilah Arab. Selama 600 tahun saja, sisa peninggalan/reruntuhan Yerusalem sebelumnya sudah tertimbun belasan dan puluhan meter, tidak terlihat lagi. Bagaimana dengan Atlantis yang hilang 2600 tahun…

Tarsis dalam Alkitab…

Selain ayat di atas, ada beberapa ayat lainnya yang menyebut tentang Tarsis, sbb :

1 Raja-raja 22:48

“Yosafat membuat kapal-kapal Tarsis untuk pergi ke Ofir mengambil emas, tetapi kapal-kapal itu tidak jadi pergi ke sana, sebab kapal-kapal itu pecah di Ezion-Geber”

2 Tawarikh 20:36

“Ia bersekutu dengan Ahazia untuk membuat kapal-kapal yang dapat berlayar ke Tarsis. Kapal-kapal itu dibuat mereka di Ezion-Geber”

2 Tawarikh 20:37

“Tetapi Eliezer bin Dodawa dari Maresa bernubuat terhadap Yosafat, katanya :” Karena engkau bersekutu dengan Ahazia, maka TUHAN akan merobohkan pekerjaanmu.” Lalu kapal-kapal itu pecah dan tidak dapat berlayar ke Tarsis”

Mazmur 48:7

(48-8) “Dengan angin timur Engkau memecahkan kapal-kapal Tarsis”

Mazmur 72 :10

“kiranya raja-raja dari Tarsis dan pulau-pulau membawa persembahan-persembahan; kiranya raja-raja dari Syeba dan Seba menyampaikan upeti!”

Kidung Agung 5:14

“Tangannya bundaran emas, berhiaskan permata Tarsis, tubuhnya ukiran dan gading, bertabur batu nilam”

Yeremia 10:9

“Perak kepingan dibawa dari Tarsis, dan emas dari Ufas; berhala itu buatan tukang dan buatan tangan pandai emas. Pakaiannya dari kain ungi tua dan kain ungu muda, semuanya buatan orang-orang ahli”

Yehezkiel 27:12

“Tarsis berdagang dengan engkau dalam segala macam harta yang banya; mereka menukarkan perak, besi, timah putih, dan timah hitam ganti barang-barangmu”

Daniel 10 :6

“Tubuhnya seperti permata Tarsis dan wajahnya seperti cahaya kilat; matanya seperti suluh yang menyala-nyala, lengan dan kakinya seperti kilau tembaga yang digilap, dan suara ucapannya seperti gaduh orang banyak”

Yunus 1:3

“Tetapi Yunus bersiap untuk melarikan diri ke Tarsis, jauh dari hadapan TUHAN; ia pergi ke Yafo dan mendapat di sana sebuah kapal, yang akan berangkat ke Tarsis. Ia membayar biaya perjalanannya, lalu naik kapal itu untuk berlayar bersama-sama dengan mereka ke Tarsis, jauh dari hadapan TUHAN”






Pasir Hisap

Oops!

Pasir hisap/quicksand


Terperangkap dalam pasir hisap adalah kejadian yang cukup menakutkan sekaligus menegangkan. Masih ‘mending’ kalau sedang bepergian dengan orang lain yang bisa membantu, tapi bisa saja terjadi ketika berjalan2 sendirian.

Pasir hisap umumnya terjadi di daerah basah. Bisa di daerah rawa atau di daerah pantai. Kalau ada di daerah ini biasanya bisa diantisipasi dengan melihat keadaan tanah yang mau dilewati, apakah basah/berair atau tidak. Selalu menapak di tanah kering dan menghindari tanah yang kelihatannya basah.

Cuman diperlukan air dan pasir untuk membentuk lumpur yang menjadi pasir hisap. Molekul air mengisi ruang-ruang antar pasir yang kosong. Air ini mendorong jarak antar butir pasir lebih jauh sehingga lapisan pasir menjadi lebih berongga (diisi air).





Maka, ketika ada seseorang yang lewat, pasir itu akan kehilangan daya tahannya dan menghisap orang (atau apapun) yang ada di atasnya. Bisa terjadi secara langsung atau biasanya perlahan2 (air juga punya daya angkat). Saking sulitnya untuk keluar, di Inggris ada unit khusus untuk menyelamatkan orang yang terperangkap pasir hisap.

Sebagian besar korban pasir hisap tidak selamat karena mereka panik (siapa yang tidak panik jika mendapat kejadian seperti itu coba?). Semakin banyak gerakan kaki (usaha untuk keluar), sebenarnya malah makin mempercepat masuk/hisapan. Gerakan tadi seolah menggoyangkan air dalam pasir naik ke permukaan dan membuat pasir lebih padat. Semakin dalam, semakin berbahaya karena air dan pasir akan menekan bagian tubuh dan menghentikan aliran darah.

Dalam upaya penyelamatan unit Inggris itu bilang :

1. Jelas, teriak sekencang2nya untuk minta pertolongan orang lain.

2. Ketika terperangkap, akan lebih baik jika duduk atau berbaring untuk membuat badan ‘mengapung’ di atas lumpur dan memperlambat hisapan pasir. Diharapkan dengan begitu bisa keluar dan menyelamatkan diri sendiri tanpa bantuan orang lain.



perlu minimal 3 orang!

Cara yang mereka gunakan pun sebenarnya cukup ‘rumit’ karena memerlukan 3 orang untuk mengeluarkan 1 orang yang terhisap sampai pinggang. Pertama, mereka melingkarkan sebuah papan berlubang untuk menjadi tempat pijakan. 2 orang di masing2 sisi korban, 1 orang lagi memasukkan pipa yang bertekanan air ke dalam lumpur. Memasukkan air di sekitar tubuh korban diharapkan akan melonggarkan tekanan pasir. Dengan begitu, korban bisa dikeluarkan.

Itupun perlu 3 orang. Tapi lebih baik daripada tidak bukan?


Merry Christmas 2015!