Saturday, February 25, 2012

Wisudarssssss - 6th Graduation

"knowing the destination is completing half of the journey"

Nyatanya, sampe juga di wisudARS yang ke 6 (yudisium 2012.01.30)!

Congrats buat ARS 06 yang wisuda hari ini... :)
buat Madu, Wisnu, Joko, Keket, Flo, Tryan,  Yessy, Raisa, Daksa, Qedju, Rimba... [ngg..ada lagi?]

Congrats juga buar ARS 07nya, Ita, Zaki, dan... [ngg..sapa lagi?]

Barengan dengan itu, Congrats juga buat 10 orang temen2 pasca yang akhirnya bergelar MT (ars) :)
Hadian, Dimas, Yoseph, Rivi, Alvin, Ani, dan.... [err..sapa lagi?]


Draft ilustrasi sekuel wisudars ke-6, saya terinspirasi dari kalimat dari sebuah buku :

“Knowing your destination is completing half the journey”

Kalau seseorang tahu ke mana arah tujuannya, maka akan lebih mudah untuk menentukan langkah-langkah yang harus diambil untuk mencapai tujuannya. Contoh sederhana, setelah tamat SMA, tentukan mau kuliah jurusan apa (tentang ini mungkin ada yang sudah menentukan sebelum-sebelumnya), dan mau kuliah di mana. Setelah lulus kuliah, muncul pertanyaan lagi, mau ngapain? Kuliah lagi-kah? Kerjakah? dsb.

Langkah yang diambil seseorang untuk mencapai tujuannya sangat bergantung pada keputusan-keputusan yang dibuat saat ini. Apakah waktu-waktu yang ada sekarang dipakai untuk memersiapkan tujuan atau justru dibuang-buang? *duhh jadi serem gini bahasanya*

Hal itu yang saya coba gambarkan dalam ilustrasi sekuel wisudars. Pion catur yang sedang menggambar jalannya sendiri.  Setelah lewat gerbang wisuda, sekarang mau kemana?? 

Selamat "menggambar" untuk masa depan!! God Bless!

Tuesday, February 21, 2012

Architecture Life : Good Process


“What if…”

"What" and "If" are two words as non-threatening as words can be. But put them together side-by-side and they have the power to haunt you for the rest of your life: What if? What if? What if?
(Letters to Juliet)

Kini, saya ngga bisa menyangkal bahwa apa yang orang tua saya lakukan dulu adalah demi kebaikan anak-anaknya. Sejak kelas 4 SD hingga 2 SMP, saya cukup jengkel karena merasa ‘dipaksa’ untuk selalu minum minimal segelas susu setiap pagi atau dua gelas setiap pagi dan sore. Saya tidak suka minum susu.

“Mam tahu kamu-kamu (saya, kakak dan adik saya) ngga suka, tapi kamu akan berterima kasih nanti karena ‘dipaksa’ minum (susu)”

Saya akui, berterima kasih bertahun kemudian, karena berkat ‘pemaksaan’ itulah kami anak-anaknya punya asupan kalsium yang baik selama masa pertumbuhan.  Pengetahuan yang baru saya tahu saat-saat SMA. Saya suka minum susu sekarang.

Pengalaman ini seringkali saya ceritakan ke orang lain, supaya mereka cenderung membiasakan minum susu daripada minum air gula (you know what I mean). Air gula jadi tren besar buat anak-anak. Konon, karena sensasi menggelitiknya waktu minum. Whatever…

Pengalaman sama terjadi di studio arsitektur. Siapa yang tidak mau bertemu dengan dosen atau asisten dosen yang ramah dan baik? Saya juga mau. Tergantung dari sudut pandang mana mahasiswa melihat dosen tersebut.

Dosen bisa ‘dicap’ tidak baik karena menyuruh mengulang desain mahasiswa yang sudah jadi. (lihat cerita Coret Hapus),
Dosen bisa ‘dicap’ buruk karena (dianggap) pelit memberi nilai.,
Dosen bisa ‘dicap’ jelek karena komentar-komentar nyelekitnya., dsb,

Sebagian yang pro membenarkan (dan mungkin menyadari) sebagai latihan dunia kerja. Tapi ngga sedikit juga yang kontra karena menganggap “tidak usah berlebihan lah, masih mahasiswa ini gitu lho…”. Justru karena mahasiswa itulah…

Bertahun kemudian (dan setelah lulus), saya tahu bahwa saya harus (sangat) bersyukur bertemu dengan dosen-dosen yang ‘keras’. Mereka mengajar untuk lewat proses. Desain yang bagus ngga terpatok sama produk akhirnya, tapi bagaimana proses yang terjadi. Mahasiswa bisa memberikan alasan kenapa dirinya mengambil keputusan desain seperti yang diasistensikan. Seorang dosen yang saya kenal suka mengomentari dengan kata “what if?” tadi.

Bagaimana jika …. (membuat cerita dengan desain seorang mahasiswa yang sedang asistensi).

Saat asistensi kelompok, kami (para mahasiswa) mendengar apa yang beliau katakan memang lucu. Akan tetapi, belum tentu untuk semua orang. Saya alami beberapa kali, mungkin karena satu-dua kali tidak membuat saya sadar.

Mereka mau membuat mahasiswa mengembangkan cara berpikirnya. Cara itu memang terbukti cukup jitu untuk menguji desain yang dibuat. Sederhanya saja, tanyakan pertanyaan-pertanyaan ekstrim yang berkaitan dengan desain. Sederhana saja, misalnya tentang area drop off, tanya gimana kalau yang datang satu keluarga (maksudnya orangnya sedikit), gimana kalau rombongan (orangnya banyak), gimana kalau hujan badai dan tamu harus menurunkan barang, dsb2…

Jadi, jangan buru-buru memberi cap kepada dosen.
Siapa tahu justru harus berterima kasih kepada mereka karena yang mereka lakukan adalah demi kebaikan atau cara itu justru kita pakai di tempat kerja sekarang?

Thursday, February 16, 2012

GOOD WILL HUNTING




“Tragedi tersebsar bukanlah kematian, tetapi kehidupan tanpa tujuan”
Rick Warren

Beberapa teman yang saya kenal sejak lama, kuliah psikologi di salah satu universitas ternama. Seingat saya, beberapa waktu lalu ketika kami mengadakan reuni kecil-kecilan, saya sempat bertanya apa yang dipelajarinya di jurusan itu. Karena, sejauh yang saya tahu, psikologi mempelajari human behavior atau perilaku manusia. Penelitian tentang ini sepertinya sudah berjalan sejak dahulu/lama, tetapi rasanya masih ada  bagian-bagian yang selalu menjadi misteri.

 Ngga hanya bidang psikologi, tetapi hampir dalam setiap bidang ilmu selalu ada hal-hal yang misterius. Alias, manusia belum bisa memahami dan mengerti. Entah itu memang belum dibukakan untuk dimengerti manusia atau sama sekali tidak dibukakan untuk dimengerti. Tuhan memang bekerja dengan cara yang tidak dimengerti manusia.

Disiplin ilmu yang saya pelajari, feedback-nya sedikit banyak berkaitan dengan penggunanya. Secara kasar, saya bilang, profesi yang berkaitan dengan disiplin ilmu ini tidak akan sukses jika tidak mendapat masukan/feedback dari si pemakai. Ahli dalam berteori tidak akan menjanjikan.

What do you want?
Good Will Hunting, film yang cukup lama. Cukup lama karena Matt Damon, Ben Affleck, dan Robin Williams yang bermain di situ masih terlihat muda. Singkatnya, film ini mengajarkan menghargai kehidupan, memiliki tujuan hidup, manfaatkan dan optimalkan apa yang dimiliki, dan seterusnya…

Singkatnya, menceritakan Will Hunting (Matt Damon) sebagai pemuda yang meskipun yatim piatu dan memiliki latar belakang yang kurang baik, ia mempunyai bakat untuk mengerti dan memahami dalam pelajaran sekolah dengan mudah. Jika Mozart atau Beethoven duduk di depan piano, mereka tahu bagaimana cara memainkan piano. Sama halnya dengan Will Hunting yang mengerti bagaimana menyelesaikan soal-soal matematika, kimia, dsb. ketika orang lain harus berjuang belajar untuk mengerti.

 Sampai satu waktu, seorang pengajar matematika menemukan dia sedang mengerjakan soal matematika yang ia “tantang” kepada mahasiswanya. Mengetahui memiliki punya bakat yang luar biasa, maka ia mencoba untuk mendekati dan mengajarkan anak ini daripada mengakhiri hidupnya di penjara karena perilaku buruknya di masyarakat.

 Apa yang menjadi pelajaran adalah, apa yang Anda mau dengan bakat-bakat luar biasa yang tidak dimiliki orang lain? Saya percaya bahwa tidak ada orang yang tidak bisa melakukan apa-apa. Tuhan tidak menciptakan manusia tanpa persiapan apa-apa. Setiap orang punya bakat spesifiknya masing-masing. Katakanlah, sekarang saya tahu bakat-bakat apa saja yang Tuhan percayakan kepada saya, apa yang akan saya lakukan dengan itu?

Apa yang menggerakkan kehidupan?
“knowing your destination is completing half the journey”

Kenal tujuan memberi makna bagi kehidupan. Tidak ada hal yang lebih penting dari mengetahui tujuan hidup. Tidak ada yang bisa mengganti kerugiannya jika tidak mengetahui tujuan-tujuannya. Entah tujuan itu mengantarkan kepada keberhasilan, kekayaan, kepopuleran, atau kesenangan. Tanpa suatu tujuan, kehidupan bagaikan gerakan tanpa makna, tanpa arah, dan tanpa alasan. Kehidupan seperti tidak berarti.

Sama halnya dengan Will Hunting. Ia sadar bahwa dirinya bisa memahami dan mengerti ilmu-ilmu yang pada umumnya menjadi kesulitan buat orang lain, tetapi hari-harinya lebih sering dipakai untuk bermain bersama teman-temannya. Di situlah Prof. Lambert berusaha untuk menyadarkannya lewat bantuan temannya Dr. Sean. Kehidupan bukanlah sekadar yang ada sekarang.

Sharing Dr. Sean tentang masa lalu dengan istrinya yang telah meninggal, merupakan suatu pengalaman yang bukan harus disesali tetapi disyukuri. Ia merasa puas dan bangga karena momen tersebut dipakai untuk suatu tujuan yang disadari oleh dirinya. Hal itu memberikan gambaran bagaimana suatu pengalaman hidup yang dinikmati karena diarahkan dengan tujuan dalam hidup. Kenal tujuan setidaknya memberi makna bagi kehidupan, memudahkan kehidupan, membuat hidup punya fokus, dan memotivasi kehidupan.

Pelajaran lainnya adalah Will Hunting mendapat pelajaran tidak hanya dari pengalaman hidup Prof. Lambert dan Dr. Sean, tetapi memiliki lingkungan teman-teman yang mendukungnya untuk berkembang melihat dirinya punya kelebihan.

Wake up call, apa yang seharusnya tidak saya lakukan lagi dan hal apa yang seharusnya mulai saya lakukan sejak saat ini? Apa yang ada di depan tergantung keputusan yang diambil saat ini.

God Bless You, God Bless Indonesia!

Tuesday, February 14, 2012

Happy Vals Day! (2012)



“Waktu ini jalannya kok cepet banget!”

Entah mengapa, tapi saya merasa bahwa kalimat ini lebih sering saya dengar beberapa tahun terakhir. “Fase” yang saya bilang sebelumnya (Phase by phase), sepertinya sudah mulai masuk ke fase baru. Dan terbukti ngga perlu waktu lama karena di tahun yang sama beberapa teman masuk ke relasi yang lebih jauh, alias menikah...

Congrats buat teman-teman yang sudah menikah dan mulai membangun bahtera keluarga. Semoga Yesus makin berkati buat usaha dan keluarganya! Enjoy your blessing as family!

Well, buat yang belum, (memang bukan/belum kapasitas saya untuk bilang, tapi barangkali bisa memberi inspirasi) saya ingat pesan yang selalu dibilang : 

“Buat keputusan memilih pasangan dengan hati-hati dan berdoa karena sedang mempertaruhkan diri untuk selamanya. Tak perlu terburu-buru.”

Karena pada dasarnya rencana dan rancangan Tuhan selalu yang terbaik dan itu di luar kemampuan manusia. Laki-laki dan perempuan memang diciptakan berbeda (secara fisiologis), tetapi untuk saling melengkapi. Masing-masing dengan kemampuan dan kebutuhannya.
Ngomong-ngomong soal Vals Day sebagai Hari Kasih Sayang (tentu kasih harus dipraktekkan setiap hari, bukan pas Valentine doang), selamat menabur kasih buat orang lain. Semoga Tuhan berkati berlipat ganda! Amin!

I see Your face in every sunrise
The colors of the morning are inside Your eyes
The world awakens in the light of the day
I look up to the sky and say
You're beautiful

I see Your power in the moonlit night
Where planets are in motion and galaxies are bright
We are amazed in the light of the stars
It's all proclaiming who You are
You're beautiful

I see You there hanging on a tree
You bled and then You died and then You rose again for me
Now you are sitting on Your heavenly throne
Soon we will be coming home
You're beautiful
(Beautiful by Phil Wickham)

Happy Valentine’s Day!
Jesus Bless You, Jesus Bless Indonesia!

Merry Christmas 2015!