Sunday, August 29, 2010

College 3 : OsJur 2




Ospek jurusan atau saya lebih senang dengan menyebutnya masa orientasi (sedikit lebih jauh dari konotasi ospek=siksa2an) memang diadakan oleh mahasiswa untuk mahasiswa. Biasanya angkatan yang tahun sebelumnya dengan bantuan angkatan-angkatan aktif (dan pasif) yang lebih tua. Jadi, misal masuk angkatan 2010, maka kepanitian MOS berasal dari angkatan 2009.

Selain mengenalkan lingkungan kampus dan segala seluk beluknya. Maksud saya kelas2 buat kuliah, kantin2 yang ada di sekitar kampus buat makan, buat nongkrong2, tempat fotokopi mana aja yang bisa dipakai, alat2 tulis apa saja yang akan digunakan selama kuliah, dll2nya, MOS ini punya maksud lain.

Peminat jurusan ini yang makin besar, artinya makin banyak juga mahasiswa yang diterima oleh pihak universitas (terlepas dosen dan ruang kuliahnya mencukupi atau tidak). Nah, dengan 1 mata kuliah utama, Studio, satu angkatan dijejal ke dalam 1 ruang untuk kuliah ini. Dua kali dalam seminggu kita akan bertemu teman2 satu angkatan yang dibagi ke dalam kelompok2 kecil dengan dosen dan asisten masing2.

Jadi, dalam MOS, kita dikehendaki untuk mulai mengenal dan bersosialisasi (yang tentu, tanpa disuruh pun, ini adalah hal mendasar yang akan dilakukan orang2 kecuali kalau mereka memang ansos). Kalau sudah ansos, apatis, asik dengan dunianya sendiri, mau disuruh kenalan juga tetap diam saja.

Thursday, August 26, 2010

Taxi!!

Di kota Bandung, saya merasa bahwa penggunaan taksi tidak seramai dan seumum seperti di Jakarta.

Alasan yang mendasar kenapa taksi ‘tidak laku’ adalah pendapat orang2 dahulu bahwa taksi adalah angkutan mahal. Artinya, ia (taksi) cuman ‘mau’ nampung maksimal 4 orang, ongkosnya mahal bisa berkali2 lipat dari angkot.Padahal, kalau sekarang diperhatikan, ongkos yang dipakai untuk naik angkot dan taksi tidak terlampau jauh berbeda.

Diukur secara uang langsung, angkot sudah pasti lebih rendah dibandingkan argo taksi. Yaa anggaplah mahalnya itu untuk membayar apa yang tidak bisa didapat dari naek angkot. Misalnya, kenyamanan taksi atau waktu tempuh perjalanan. Maklum saja, sebagian besar orang-orang kita ini belum begitu bisa menghargai waktu. Jadi, faktor ‘lebih cepat sampai tujuan’ sepertinya tidak menjadi point taksi yang dianggap.
Dari kebiasaan ngajak ngobrol supir kalau lagi naek taksi, ternyata saya tahu kalau supir pun sebenarnya pilih-pilih penumpang untuk dijemput. Seringkali supir2 yang sudah pengalaman yang melakukan ini. Kenapa? Karena ngga semuah penumpang yang diangkut adalah orang-orang baik. 1000 orang yang diangkut, berarti mengangkut 1000 orang dengan karakter berbeda.

Beginilah salah satu cara mereka (supir) mengetes penumpangnya, terutama untuk kasus penumpang yang ngga mau bayar --> kasus yang paling sering terjadi…

1. Tawarkan Harga Borongan
Sudah umum, yang namanya taksi pakai argo. Mana ada penumpang yang mau naek taksi dengan harga tembak atau borongan? [ karena biasanya selalu lebih mahal daripada pakai argo]. Tamu/klien/penumpang ketika mau pakai taksi, pastilah ia sebut dulu tujuannya. Ketika itu, supir pasti langsung punya bayangan tentang kisaran argo yang akan dipakai. Nah, tetapi yang terjadi adalah supir ngetes dengan langsung menawarkan harga borongan 2x lipat kisaran tadi. Jika tamunya malah bilang “oke”, bisa dipastikan tamu tadi disuruh turun. Ia langsung dicap tamu tidak bayar.

Contohnya : Saya mau ke tempat X. Di satu sisi, saya dan supir saling mengetahui bahwa kisaran biaya ke sana dari tempat saat ini adalah (katakanlah) 50 rb. Tapi, supir tadi menawarkan 100rb. Tentu kalau saya orang yang waras ‘kan akan menolak tawarannya.

2. Beli Bensin
Cara lain adalah untuk tamu yang minta ke luar kota. ketika tamu sudah bilang minta diantar ke kota tertentu (seringkali minta diantar ke Garut, Tasik, dan Sumedang), maka di tengah-tengah jalan supir pura-pura pinjam uang untuk beli bensin. Hal ini untuk mengetes jika penumpang sebenarnya membawa uang atau tidak. Ketika tamu bilang tidak ada atau dengan alasan akan dibayar di tempat tujuan, jangan heran jika diturunkan supir taksi.

Apakah tidak heran orang yang pergi ke luar kota tidak membawa uang sedikit pun? Kota2 tujuan seperti tadi adalah kota2 dengan banyak gang. Ketika sampai, dengan alasan mengambil uang di dalam gang, tahu-tahu orangnya sudah hilang entah ke mana. Jadi daripada mengambil resiko itu, lebih baik diturunkan langsung.

Pertama kali mendengar, memang lucu dan unik bagaimana cara2 supir taksi mengetes penumpangnya. Supir yang satu punya cara yang berbeda dengan supir yang lain. Karena nyatanya seperti di Bandung, kasus tidak bayar justru lebih banyak dilakukan oleh orang-orang berdasi yang menginap di hotel2 berbintang.

back to basic

Apa yang membuat kue-kue brand terkenal punya rasa yang enak dan penampilan kue yang bagus?

Kue bisa punya rasa yang enak atau tidak, terletak dari adonan kue yang dibikin. Mau punya toko terkenal atau bukan, adonan itu sendiri asalnya dari komposisi bahan-bahan (yang lebih) dasar yang sama dengan yang lain. Misalnya terigu, gula, mentega, dsb. Jadi, nikmat atau tidaknya, ya tergantung bagaimana keahlian dan pengalaman si pembuat kue dalam menakar masing-masing bahan. Kemampuan itu yang membuat rasa kue dari toko yang satu berbeda dengan toko yang lain.

Akan tetapi, ada kalanya pembuat ahli pun gagal dalam meracik resep. Kalau begitu, apa yang harus diperbaiki? Yaa langsung lihat komposisi bahan-bahan dasarnya yang dipakai, apakah salah takar atau tidak.

Jadi, dari apa yang saya pikir, ada bagusnya buat meninjau kesalahan langsung ke hal yang paling dasarnya, ngga perlu mikir untuk jauh-jauhnya dulu, karena bisa jadi jawabannya itu sendiri emang udah ada di deket2 situ juga.

Thursday, August 12, 2010

College 2 : OsJur




Saya diberitahu sebelumnya bahwa universitas yang saya gabung ini masih menganut ospek bagi mahasiswa barunya. (meskipun sekarang sudah jauh berubah akibat peringatan keras rektor)

Setelah beberapa hari di’ospek’ bersama, masa orientasi gabungan dengan seluruh mahasiswa baru lintas fakultas dan jurusan, pada akhirnya masuk juga ke masa orientasi jurusan masing-masing. Maksudnya, setelah diperkenalkan lingkungan Unpar secara keseluruhan, sekarang waktunya untuk mengenal lingkungan yang lebih spesifik untuk masa kuliah 4 tahun ke depan.

Sudah dari sononya, ospek beginian dikenal kaya masa perpeloncoan. Di mana senior (lebih banyak) menindas juniornya daripada mengajarnya. Yaa memang ngga terlalu aneh, itu kaya tindakan bales dendam dari apa yang dialami si senior waktu masih jadi junior.

Tentu, masa orientasi mahasiswa baru seharusnya diganti dengan cara mengorientasi yang lebih relevan dengan keadaan anak-anak jaman sekarang. Sistem yang udah jadul ngga akan bisa dipake terus dgn cara yang sama.

Monday, August 09, 2010

Next Chapter : College 1




This is it!

Pengalaman baru akhirnya dimulai lagi. Saya coba analogikan perjalanan hidup seseorang seperti jalan cerita novel. Ide nya pertama kali datang dari kakak saya yang mengirimkan foto-fotonya selama +/- 2 tahun kuliah di Belanda. Judulnya ditulis “as far as I go”. Foto2nya dikelompokkan berdasarkan event2 pada waktu tertentu.

Saat itu, selesai sudah Bab SMA. Sekarang siap2 masuk ke Bab berikutnya, Kuliah. Baca novel tentu paling asyik bila tidak sekadar lewat baca saja. Masih ada detail-detail seperti klimaks, anti klimaks, tokoh2 protagonis, tokoh2 antagonis, alur cerita, karakter2 tokoh2, dsbnya, yang kalau diperhatikan akan membuat jalan ceritanya makin seru dan ngga pengen berhenti baca.

Berawal dari sana, saya mencoba menuangkan pengalaman di Bab yang baru ini. Sayang memang jika pengalaman yang dirasakan hanya lewat sekali saja. Mungkin ide menuangkan detail-detail cerita dalam gambar bisa lebih menarik untuk diingat lagi.

Lagi tentang Tabur dan Tuai




Kalau gw adalah seorang petani, tentu gw mau apa yang tanam bisa berbuah banyak, sangat banyak.

Nah itu yang memberi gambaran baru buat gw tentang apa yang disebut hukum tabur tuai. Ketika ditabur satu biji, ia tumbuh menjadi 1 pohon, yang akan menghasilkan banyak buah dengan lebih banyak lagi bijinya. Jadi jelas apa yang dituai, pasti lebih banyak dari apa yang ditabur di awal.

Menyambung tulisan-tulisan sebelumnya, maka jika menabur kejahatan sekali saja kepada orang lain, bukan tidak mungkin akan mendapat balasan lebih banyak. Sama halnya ketika menabur yang baik, maka akan menuai yang baik-baik juga.

Memang tampak sepele, orang-orang yang baca atau dengar ini pun bisa ketawa-ketawa ngga percaya. Mungkin perlu bukti, mungkin juga ngga sadar dengan apa yang udah lewat. Karena pada umumnya, orang akan senang untuk mengingat hal-hal yang menyenangkan dan menggembirakan dalam hidupnya ketimbang mengingat hal-hal yang buruk dan menjengkelkan.

MAri panen..

Merry Christmas 2015!