Monday, June 29, 2009

Happy ness

Happy ness

Ketika seseorang atau beberapa orang ditanya apa yang diingini di kemudian hari, yang menyangkut masa depannya, sebagian besar (ngga semua) tentu menginginkan kehidupan yang cerah. Cerah bagaimana? Kesenangan, kebahagiaan, kegembiraan, keriaan, kesukaan, dan apa pun lah itu. Akan tetapi, kesemuanya itu lebih memerlihatkan kondisi hatinya yang sedang meluap-meluap merasakan yang menurutnya baik bagi dirinya. Suasana hatinya berdampak pada sikap dan ekspresi bahasa tubuhnya.

Hal apa yang bisa membuat kondisi hati menjadi lebih baik, lebih tenang, atau bahkan memerikan suasana hati yang meluap-luap? Menang kuis? Menang lotre? Dapet hadiah saat ulang tahun? Diterima saat nembak cewe? Bisa membantu orang lain sehingga dirinya merasa berguna? Sukses mengadakan suatu acara? Lulus semua mata kuliah? Dapet IP 4? Punya temen banyak? Punya banyak skill (ex bisa maen banyak alat music)? Punya suara bagus buat nyanyi? Jago olahraga? Dikejar-kejar banyak cewe? Bangga punya banyak mantan (pacar)? Banyak duid? Punya HP banyak? Punya BB? Punya friendlist ratusan di situs/jejaring social? Bisa dapet kerjaan di tempat terkenal? Gaji bulanannya 6 digit? Punya hobby sebagai kolektor? Entah apapunlah itu…

Sekarang coba dibalik…tapi dengan pertanyaan yang sama, apa yang membuat hati bahagia? Senang melihat teman ngga lulus2? IP nya temen jeblok melulu? Melihat orang lain kehilangan barang? Ya dan lain sebagainya…

Sebagai manusia, yang ngga bisa hidup sendiri, bahkan apalagi untuk orang-orang yang BERPENDIDIKAN, yang pernah merasakan pendidikan atau yang sedang ikut dunia pendidikan,,, secara sadar kita memang lagi bersaing satu sama lain. Tapi… apa bisa dilakukan dengan cara yag sportif dan jujur?

Ketika melihat orang lain sukses, berpikirlah positif, jadikan “bahan” buat introspeksi dan pendorong supaya diri sendiri juga bisa suskses, Bukannya malah beramai-ramai mencoba menjatuhkan. Aaahh…. Selalu ada2 aja manusia ini…


“ngomong memang gampang, melakukan yang sulit”

Saturday, June 20, 2009

i have no time with...

sekali, gw pernah tulis ttg ini....tp belakangan ini kejadian lagi beberapa kali...

entah harus dibilang lucu atau membuat kesel... kalau bertemu orang yang *maaf* ngga nyambung. Tapi, sebagai "manusia" kan sadar dimana saat2 untuk nge-joke atau saat serius...

Sekali lagi, kejadiannya di restoran2 ternama di bandung. Jelas, terkenal makanannya enak.
Sang pramusaji tidak mengerti apa yang diminta...

A : Mas, minta es teh tawar...
M : Gulanya mau banyak atau sedikit?
A : (Bengong ??) tawar, mas...
M : Ooo,, iya2, hangat ya, mas?
A : Lho2? ES TEH TAWAR, mas!

X : Mas, minta aer teh nya dulu...
Y : Sebentar ya..
(ngga lama kemudian)
Y : Ini, gelasnya dulu..
X : Lho? Ya sama teh nya lah, mas! (emosi)


Pertama, gw kira dia ngelawak (sense humor), tapi bgitu kejadian kedua kali, gw justru bertanya2, apa dia ini "bo*oh"... Biar pun ngga mau berpikir negatif, tapi malah dipancing2... ah dasar...

Friday, June 19, 2009

common sense isnt very common

berbicara mengenai efektif dan efisien, gw rasa setiap orang punya standar masing-masing yang beda atau entah apalah orang menyebutnya...

Akan tetapi, (menurut gw), ketika seseorang dihadapkan suatu 'masalah', cukup terlihat apakah standar yang ia punya bagus/baik atau masuk kategori common sense...

Satu hari, ada sepasang muda mudi yang SANGAT HEMAT ini hendak pulang dr luar kota... Perjalanannya memakan waktu sekitar 6-7 jam. Alasannya, terkena macet... Setelah cerita panjang dan lebar dan tingginya, akhirnya diketahui bahwa sepasang muda-mudi ini menempuh perjalanan panjang dengan alasan, tidak mau membayar tarif tol yang (menurutnya) sangat mahal dan tidak sesuai dengan pelayanan tolnya. Menurutnya perjalanan memutarnya adalah jalur yang lebih "layak"

Mendengar cerita itu, gw cukup bingung, bagian mana yang ia maksud "layak"... Karena, sangat jelas menurut gw, bayar tol masih lebih berharga, di mana waktu perjalanan akan lebih singkat.
Dibandingkan jalan memutar, yang (lagi-lagi, menurut gw) harus berlama-lama di jalanan macet, sudah buang-buang waktu, buang-buang bensin, dan lebih buang-buang uang...

Merry Christmas 2015!