Kuliah, kuliah, dan kuliah, akhirnya, diketahui juga bahwa angkatan baru akan di-ospek dalam beberapa tahap. Alasannya, untuk ‘mengetes’ kekompakan angkatan supaya angkatan yang baru bisa diterima masuk ke dalam lingkungan masyarakat arsitektur. Jadi, analoginya, tahap2 MOS ini seperti orang yang sedang bertamu ke rumah orang lain, tetapi belum dibukakan pintu oleh tuan rumah. What the? (padahal, begitu kita diterima secara sah oleh dekan, kita udah termasuk masyarakat ars unpar)
Entah ini tahap dua atau akhir tahap 1 – saya tidak mau pusing dengan hal itu – angkatan baru ini diminta untuk mengadakan acara. Tentu, maksudnya adalah untuk ngetes kekompakan angkatan – katanya --. Biarpun tiap kali disuruh kumpul tidak pernah banyak, toh akhirnya acara ini harus jalan juga.
Untuk kesuksesan kekompakan, saya menilai acara ini membantu dalam menyeleksi ‘friendlist’. Kenapa? Dari cara kerja masing2, orang mulai menilai orang lain. Lucunya, beberapa menjadi teman-teman dekat ke depannya setelah bekerja dalam 1 tim kepanitiaan.
Contohnya, tim konsumsi yang diurus cewe2 berbaju oranye, yang pada akhirnya ‘menamai’ dirinya PKK-ars karena celetukan seorang teman. Tentu tidak menamai dirinya secara langsung sebagai satu kelompok yang ‘wah’, tetapi karena celetukan seseorang itulah tim konsumsinya dikenali orang-orang seangkatan sebagai ‘ tim PKKars’. Orang-orang yang pada umumnya masih belum mengenal teman2 satu angkatannya, akan lebih mudah mengenal lewat nickname. Saya sendiri baru kenal dan tahu nama mereka pun beberapa minggu kemudian setelah acara…
Itu baru satu contoh tentang angkatan yang baru masuk ini…
