Sunday, September 19, 2010

Indonesia : Hidup dari sektor pariwisata saja

Kampung Cinyiruan

Agak kecewa dengan pemerintahan memang hal biasa, bahkan harusnya dibilang ‘sangat’ bukannya ‘agak’ lagi. Kesimpulan saya sebelumnya tentang Indonesia adalah ini negarasangat kaya yang manusia-manusianya terlalu dimanjakan oleh alamnya.

Indonesia seharusnya sadar akan kelebihan itu dan memanfaatkan sebaik mungkin bukannya malah leha-leha. Sumber devisa ini dipegang negara X, yang itu oleh negara Y, yang ini dan itu sama negara Z, dsb2nya. Orang2 Indonesia merasa ‘cukup’ untuk mendapat bagiannya saja.

***


Selama di kampus saya mengikuti organisasi yang biasa pergi penelitian sambil jalan2. Kampung tempat kami penelitian saat itu, Kampung Cinyiruan, berupa kampung ‘milik’ perusahaan perkebunan teh. Yang setelah diwawancara kepada warga, adalah peninggalan Belanda. Tak heran kenapa orang Belanda senang dengan daerah ini. Saya pun sangat senang. Alamnya sangat bagus. Berada di posisi lekukan bukit dan lembah. Bangunan Belanda terlihat di sisi atas bukit [ yang akan mempermudah mereka mengawasi pekerja di bawah bukit ].

Meskipun saya tercengang2 dengan keadaan alamnya, tetapi menurut orang2 asli, alam di kampung itu sebenarnya sudah berubah dan ‘rusak’ [masih terlihat bagus2 saja sih buat saya].

Di waktu berbeda saya kembali mengunjungi 2 kampung perkebunan yang berbeda. Alamnya pun masih sangat luar biasa.

Kamudian saya berkesempatan untuk berwisata bersama di dalam negeri. Saya semakin sadar bahwa kekayaan Indonesia sama sekali tidak terukur. Saya yakin bahwa tanpa migas dll nya, Indonesia masih bisa ‘hidup’ dari segi pariwisatanya saja! Saya sangat yakin.

Yang disayangkan adalah manajemen pariwisata dari sisi dalam negeri yang kurang maksimal jadi pengelolaannya seringkali dilimpahkan kepada swasta bahkan kepada orang luar negeri. Ironis. Indonesia yang katanya merdeka ternyata masih dijajah juga.

Saya semakin yakin Indonesia bisa hidup dari pariwisata saja karena begitu banyak saya menyaksikan negara2 membuat iklan-iklan promosi tentang pariwisata di negaranya. Iklan itu tampak bagus2 dan sangat menarik. Sejujurnya, menonton iklan itu pun saya jadi tertarik untuk pergi ke sana.

Namun negara Indonesia yang tidak segencar itu masih dicari oleh para turis. Malah turis2 manca negara bisa mencari obyek wisata yang tidak diiklankan secara resmi. Luar biasa.

Mengobrol dengan beberapa teman yang kagum dengan keindahan Indonesia juga, salah seorang pernah bilang, “ Mau liburan kenapa harus jauh2 ke luar negeri? Sepanjang umur kita ngelilingin [ngunjungin semua tempat wisata] Indonesia aja belum tentu kelar”

Merry Christmas 2015!