Friday, September 17, 2010

Everything You Need to Know About Taxi (maybe)




Woow judulnya agak dan memang tampak berlebih. Sebenarnya judul di atas saya adopsi dari program NatGeo, Everything You Need to Know About Science. Menyenangkan sekali nonton acara ini, dengan penjelasan yang sederhana dan mengungkap kejadian2 sehari-hari yang ternyata adalah science.

Saya coba bagi2 pengalaman sebagai pengguna taksi. Saya sebagai pengguna taksi di Bandung selama kurang lebih 5 tahun yang mesennya pun jarang2, belum tentu bagi2 yang benar2 ‘the everything’ tentang taksi… at least apa yang saya tahu sampai saat ini. Kebanyakan pun ‘hasil’ dari ngajak ngobrol supir taksinya.
Tentang taksi (GR, BB, Putra)di Bandung,

1. Jumlah Armada
Taksi Gemah Ripah (GR) punya armada (begitulah istilah mereka menyebut mobil taksinya) terbanyak di Bandung dengan kurang lebih 400 armada yang jalan setiap harinya. BlueBird punya 200 armada (padahal janjinya cuman keluarin 50-an armada). Taksi Putra (hasil ‘renovasi’ Centris) sekitar 200 armada tiap harinya.

2. Tarif Argo

Taksi di Bandung ada beberapa dengan tarif masing2. Sampai saat ini GR masih paling murah dan BB yang termahal, sedangkan Putra menurut saya seperti gabungan keduanya. Berikut perbandingannya (tarif start / tarif per km / biaya minimum). GR 5000/250/10000. BB 6000/300/20000, Putra 5000/250/20000.

3. Sebutan Klien
“Yang melambai” itulah sebutan supir untuk penumpang (klien) yang nyegat taksinya di tengah jalan. [mungkin tidak semua, hanya sebagian besar saja]

4. Argo atau Borongan?
Naik taksi mau bayar pakai argo? Maka ketika naik taksi (dari pesan via telepon atau cegat di jalan) kita/penumpang jangan memancing supir untuk menawarkan harga borongan. Naik taksinya saja dan sebut tujuannya ke mana.

Ketika penumpang ngajak nego dengan supir (karena takut harganya ditembak ditempat tujuan), hal itu (bisa) diartikan supir sebagai penumpang yang tidak mau pakai argo dan memilih harga borongan.
Setahu saya, BB menerapkan sistem yang PASTI pakai argo (nanti saya akan kasih tau kenapa). Kasus suka terjadi untuk armada taksi yang kurang dikenal. GR masih suka ada (mungkin hanya sebagian kecil supir saja).

5. Dari HP atau rumah
Berdasarkan pengalaman saya (sebelum munculnya BB), pesan taksi lewat HP bisa dipastikan harus nunggu lama atau bisa jadi tidak dijemput. Kenapa?
Karena pada umumnya, penelpon lewat HP adalah orang yang lagi mobile dan jalan2. Jarang ada yang mau duduk diam nunggu di satu ‘titik’ yang akan membuat supir susah mencari, bahkan seringkali setelah didatangi malah orangnya sudah hilang (naek taksi lain yang lewat atau angkot, dsb2) .

Terlebih bila keadaan sedang hujan. Supir akan malas jemput atau ambil order dari operator pusat. Namun, bukan berarti dari HP tidak akan dijemput. Supir akan tetap jemput bila ia tahu bahwa lokasi jemputnya dekat dengannya [sehingga meminimalisasi kemungkinan ‘target’ kabur]

Lalu apa hubungannya dengan BB?

Mungkin baru operator BB yang punya pelayanan ditelepon balik ke HP. Operator akan menelepon klien bila taksi sudah dekat atau sudah datang ke lokasi [yang kemudian supir akan memberi laporan balik ke operator kalau klien udah dijemput]. Hal ini tentu akan mempermudah kontak supir dengan klien melalui bantuan operator tentang lokasi penelepon.

Operator lainnya tampaknya hanya baru bisa menelpon balik bila berasal dari nomor telepon rumah. (saya belum berkesempatan dan selalu kelupaan untuk bertanya)… Mungkin saja kebijakan perusahaan supaya operator tidak pake telepon2an? Who knows.. Hal ini pula yang menurut saya memperbesar peluang supir malas jemput. Dia tidak bisa berkomunikasi dengan kliennya.

Jadi, dari HP bukan berarti tidak dijemput juga, hanya klien harus lebih cerdik. Pengalaman saya, jika memang perlu lewat HP adalah telepon/pesan taksi beberapa jam sebelumnya

6. Didatangi atau mendatangi
Sebagai klien yang minta taksi dadakan, tampaknya akan lebih baik kalau tahu tentang lalu lintas kota. Apa yang biasanya terjadi di mana dan jam berapa. Artinya punya perkiraan apakah area ini macet ato ngga. Kenapa?
Kalau lokasi jemput tersebut merupakan daerah yang lagi macet padat, lalu lintas bubar jam kantor, lagi ada perayaan dsbnya.

Daerah macet merupakan daerah yang dihindari supir. Alasannya, jemputnya lama. “Ngga enak sama klien kan harus nunggu lama” begitulah menurut salah seorang supir yang saya tanya. Di sisi lain, saya coba berpikir kalau saya adalah supir. Saya pun malas bermacet2 apalagi bila ternyata penumpangnya minta di-cancel/dibatalkan/udah hilang. Setoran ngga dapet, malah buang2 bensin.

Jadi,sebagai penumpang, ada baiknya untuk lebih ‘keset’. Berela hati untuk jalan ke lokasi2 yang lebih sepi dulu supaya supirnya mau menjemput.

Didatangi
Saran supaya peluang dijemput lebih besar : hindari lokasi macet, nunggu di tempat2 yang sudah umum diketahui orang banyak.
Contohnya, daripada saya menunggu di sekitaran PVJ yang macet, saya lebih baik berjalan dan menunggu di perempatan Jl Cemara. Agak jauh memang tapi secara tidak langsung, saya ‘membuka’ peluang untuk supir yang sedang berada di Jl Cipaganti untuk menjemput.
Kedua, misal setelah makan dan nongkrong2 di sebuah Café baru (yg baru diketahui sedikit orang), saya akan lebih memilih untuk cari lokasi di sekitar itu yang lebih mudah dikenali. Atau kalau tidak mau jalan, beri info ke operator yang lengkap tentang lokasi sekitar penjemputan supaya operator bisa memberitahu ke supir.

Mendatangi
Cari tempat2 umum yang ramai misal mall, toko, hotel. Buat yang pilih2 merk taksi, akan lebih baik bila tahu lokasi pool2 ngetem taksinya. Namun buat yang ‘ngga peduli’, cari lokasi2 atau menunggu di pinggir jalan yang strategis. Contoh, BSM tempat mangkalnya Kota Kembang, BIP ada taksi Putra, dsb)

Kalau menunggu cobalah untuk tidak terlalu di ujung/simpang jalan karena akan bikin macet! Kasihan supirnya dan yg mau naik juga jadi berasa diburu2.

7. Sekilas Manajemen Perusahaan Taksi BB
Semua perusahaan punya target yang sama, untuk memuaskan klien supaya jadi pelanggan taksi perusahaannya. Sejauh yang saya tahu, BB punya manajemen yang ketat dibandingkan perusahaan lainnya dan paling ‘tidak pro supir’ menurut sebagian besar supir yang telah pindah.
Taksi BB pakai pemancar satelit untuk mendapat dan mengirim informasi dari dan ke operator (yang dibantu oleh radio). Operator mengirim semua permintaan penumpang ke layar yang ada di tiap mobil.

Order yang dimasukkan operator dikirim secara otomatis (begitulah menurutnya) ke alat2 penerima berdasarkan kedekatan lokasi. Menurutnya, sistem ini akan memuskan pelanggan sehingga tidak perlu menunggu lam. Jadi, order yang tertera di layar supir adalah order2 yang berada di radius tertentu (kurang lebih 1 km) dari lokasinya.

Alat ini juga yang mencatat jumlah argo yang diterima supir sehingga tidak mungkin supir berbohong tentang pendapatannya. Ketika supir konfirmasi untuk menjemput satu ‘target’, maka operator akan mencatat mobil mana ke klien mana, dan alat tersebut mencatat data2nya, termasuk armada nomor berapa yang sedang berpenumpang dan tidak. Saya rasa ini seperti black box di pesawat. (ini alasan kenapa taksi BB selalu pakai argo)

8. Salah satu fakta di BB
Harus selalu pakai AC. Kaca jendela terbuka sedikit pun, supir bisa mendapat sanksi dari perusahaan (kalau ketahuan)... Bagi sebagian orang tentu jadi nilai plus, akan tetapi bagi yang ngga tahan AC?

Hmmm apa lagi yaa..
Just correct me if I wrong…=)

Merry Christmas 2015!