Friday, June 11, 2010

LOVE pt.2 - Storge




Saya punya cerita panjang tentang hal ini… yaa cenderung argumentatif..

Kasih dalam konteks storge diartikan bagi kasih dalam relasi antar keluarga. Contoh kasih ini sangat mudah terlihat dalam film-film. Seringkali saya menonton film dengan adegan di mana sang ayah berjuang dan bekerja banting tulang untuk menghidupi keluarganya. Meskipun ini memang tanggung jawabnya sebagai seorang ayah, tetapi ada sisi lain di mana seorang ayah mau dengan rela melakukan hal itu.

Orang tua yang mengasihi anaknya betapa pun anaknya kurang ajar terhadap orang tuanya, anak-anak yang mengakali orang tuanya yang bercerai supaya mereka bisa akur kembali, kerabat yang mengadopsi untuk mengurus ketika orang tua meninggal, seorang anak yang ingin sukses menjadi seperti orang tuanya, dan sebagainya. Banyak contoh kejadian film itu yang saya rasa mengambil dari kejadian-kejadian nyata yang terjadi di sekitar kita.

In my humble opinion, menjaga kesehatan storge merupakan hal yang terpenting ketimbang phillia meskipun mereka sama-sama penting. Why? Sederhana saja, tanya kembali pada diri sendiri, siapa yang memback up pertama kali saat kita punya masalah? Saya merasakan bahwa selama ini keluarga-lah pihak terdekat dengan saya yang memberi support setiap hari dan setiap waktu untuk menjalani hari-hari sulit. Saat memperhatikan hal ini pertama kali, saya pun bingung. Apa yang membuat seseorang sampai sebegitunya dengan anggota keluarganya? Namun, setelah mengetahui, saya harus bersyukur dengan apa yang sudah Tuhan beri ini.

Orang tua adalah figur terpenting bagi seorang anak. Bagaimana tidak, seorang anak yang sedang tumbuh akan melihat, menyerap dan belajar dari apa yang terjadi di sekitarnya. Siapa figur yang bisa ia lihat di rumah kalau bukan kedua orang tuanya? sikap dan perilaku orang tua di dalam rumah bisa terlihat dari perilaku anak-anaknya. Tak bisa disangkal. Banyak contoh yang saya lihat membuktikan hal ini. Orang tua adalah wakil Tuhan di bumi. Mereka harus bisa menjadi contoh yang ‘terlihat’ sebelum seorang anak dihadapkan untuk percaya yang ‘tidak terlihat’.

Storge merupakan pondasi/dasar kehidupan. Seseorang bisa sukses bila ia punya dasar kehidupan yang sehat. Beberapa waktu lalu, saya menyaksikan program Kick Andy, di mana sepasang suami-istri yang mempunyai 13 orang anak bisa menjadikan semua anaknya sukses-sukses? 10 orang diantaranya adalah dokter-dokter spesialis. Bagaimana hal ini bisa terjadi, padahal saya menonton pasangan artis-artis saja yang baru punya 1 atau 2 orang anak keluarganya malah berantakan ngga karuan? Ketika anak-anaknya share, di sana terlihat bahwa orang tuanya bisa menjadi contoh dan figur yang tepat bagi anak-anaknya. Apa yang diperlukan seorang anak? Menghormati orang tua.

Intermezzo :
Memang apa yang terjadi di dunia nyata belum tentu terjadi demikian, Ada saat-saat di mana orang tua tidak menjadi figur yang bisa dijadikan contoh atau bahkan anaknya yang kurang ajar. Kedua hal itu saling berkaitan.

Orang tua tidak perlu marah-marah kepada anaknya ketika anaknya berbuat salah. Justru orang tualah yang lebih perlu introspeksi mengapa anaknya bisa ‘lepas kendali’. Sangat sedikit bahkan jarang seorang anak yang mampu bertahan tanpa figur orang tua. Saya akui salut bila ada orang yang mampu dewasa tanpa figur orang tua. Namun, bisa dikatakan ‘ada ruang kosong’ yang tidak terisi dalam masa pertumbuhannya, kasih sayang dan figur orang tua. Tak bisa dipungkiri. Kelak, di kemudian hari ia akan terus mencari sosok/figur yang bisa ia jadikan contoh. Entah bapa angkat, bapa rohani, gembala gereja, dan sebagainya.

Bersyukur, bersyukur, dan bersyukur bila sudah mempunyai storge yang sehat. Namun, bila keadaan tidak begitu, sebagai orang tua, introspeksi diri apa yang menjadi salah, apakah sudah menjalani peran sebagai orang tua? Sebagai seorang anak, apakah sudah menghormati orang tua atau malah menjadi sosok pembangkang? Just wondering..

Merry Christmas 2015!