Wednesday, September 15, 2010

How do I do it... ~ drawing



Saya berlatih untuk mengasah bakat, tetapi ketika saya sadar bahwa menggambar bukan bakat alami saya maka saya banyak2 berlatih supaya saya bisa menggambar sama dengan hal lainnya… (bahkan kalau perlu sampai orang lain menganggap bahwa hasil latihannya adalah bakat alami)

Topik ini muncul ketika seorang teman bertanya kepada saya tentang gambar2 yg saya buat ketika saya masih baru dan sedang belajar menggambar… Mengapa gambar2 yang seperti itu harus ditampilkan juga (dimasukkan ke dalam web), padahal menurutnya akan lebih baik bila memasukkan gambar yang bagus2 aja.

Mengapa? Saya cukup senang mengajar orang. Pengalaman luar biasa dan menyenangkan. Saya sangat senang bila ilmu dan pengalaman yang saya punya bisa bermanfaat buat orang lain. Di lain hal, ada kesenangan sendiri bila melihat perubahan orang lain dari yang tahap ‘ngga bisa’ menjadi ‘bisa’. Sama halnya ketika seorang guru matematika mengajar muridnya, akan sangat senang dan bahagia ketika melihat muridnya menjadi ‘bisa’ matematika terlebih bila muridnya sampai ‘suka sekali’ dengan matematika.

Urusan menggambar, memang ada yang terlahir dengan bakat itu tapi bisa juga tidak. Buat yang tidak, tentu menggambar akan lebih terasa sebagai beban daripada menimbulkan kesenangan. Saya sampai dengan kemampuan menggambar sekarang (yang sebenarnya masih jauh2 dari sempurna dan masih tahap belajar) tidaklah instan langsung bisa.

Akan tetapi, yang namanya ‘merubah’ orang lain untuk naik tahapnya itulah perlu proses. Bukan cara instan. Ketika saya mau ilmu dan pengalaman ngegambar saya bisa lebih berguna daripada buat kesenangan dan kebanggan sendiri, maka saya coba cari cara.

Menurut saya, cara memasukkan gambar2 saya yang lama akan lebih mudah buat orang mengetahui dan mempelajari bagaimana saya melakukannya (baca : belajar menggambar) saat itu. Orang akan lebih senang lihat gambar daripada dikasih ‘ceramah’ tentang teorinya. Secara verbal hanya tambahan -- kalau2 ada yang mau bertanya lebih lanjut – saja.

Orang yang namanya mau belajar harus mau mulai dari bawah untuk ngejar ke atas. Nah, tapi sama halnya dengan ‘pengajarnya’ jangan lupa untuk ‘turun gunung’ bantu bawa beban yang dibawah untuk naik.

Saya makin terinspirasi dan salut saat saya tahu ternyata di jejaring social inipun banyak ahli (mastah2) dalam urusan menggambar dan art-ing. Mereka tidak ragu2 untuk mengajar ‘skill’nya lewat karya2nya kepada orang2 di luar sana (yang kmungkinan besar hanya kenal di udara saja). Mengajar step-by-step bagaimana menggambar, dsb.
Apakah ini namanya pamer? Ya dan tidak juga […I guess]… Saya rasa ini sama saja dengan orang yang ‘pamer’ skill fotografinya ataupun sotosopnya, atau apapunlah itu di web pagenya jejaring sosialnya.

This is how do I do it,,,

Merry Christmas 2015!