Monday, June 28, 2010

Healing Movement Camp



Keterbukaan adalah awal dari pemulihan
(XG'ers Sukawarna)

Luka batin bukan luka yang mudah disembuhkan meskipun analogi penyembuhannya sama seperti menangani luka fisik.

Penanganan luka batin harus dilakukan secara terus-menerus secara rutin dan teratur karena hal ini menyangkut dengan pribadi/emosi seseorang. Proses penyembuhan diawali dari keputusan orang yang terluka tersebut, apakah ia mau untuk sembuh atau tidak.

Proses kesembuhan itu dimulai ketika orang yang bersangkutan memutuskan untuk MAU mengampuni orang yang telah membuatnya terluka. Secara dasarnya, manusia tidak mempunyai kekuatan dan kemampuan untuk mengampuni. Akan tetapi, ketika dirinya memutuskan untuk MAU, maka Tuhan yang akan turun tangan menyelesaikan masalah. Tuhan yang akan memberi kekuatan dan memampukan untuk mengampuni.

Seringkali orang yang dilukai tidak mau bertemu orang yang telah melukai dirinya. Jangankan bertemu, membayangkannya saja tidak. Nah, oleh karena itu, cara paling efektif untuk mengampuni adalah, mengucapkan kata-kata pengampunan kepada orang yang telah melukai sambil membayangkan bila orang tersebut ada di depan kita. Tidak hanya mengampuni, tetapi sambil memberkati orang tadi.

Ngomong memang gampang tapi hal itu bukan proses yang enteng. Dalam beberapa waktu, masih saja terbayang sosok orang yang menyebalkan itu. Saat itu terjadi, kembali ampuni orang dan berkati orang itu, sampai suasana hati benar-benar plong. Di situlah terjadi yang namanya inner healing.

Proses ini sama halnya saat gw merawat luka. Ketika terluka, gw harus membersihkan lukanya dulu. Meskipun gw tahu akan terasa sakit dan perih, toh akhirnya gw bersihkan juga dengan alkohol. Setelah luka bersih, barulah gw beri antiseptik dan plester. Tak cukup sehari, plester yang kotor harus diganti tiap hari supaya menjaga luka tetap bersih.

Merry Christmas 2015!