Wednesday, December 18, 2013

My 5th Travel Sketchbook : Profile

5th sketchbook profile
Profiling
Sejak 2-3 tahun lalu, saya "memulai" hobi baru sebagai urban sketcher. Mulailah untuk membeli sebuah buku untuk dipakai menggambar di mana pun dan kapan pun. Saya selalu bawa di dalam tas.

Sejak saat itu juga, mencoba untuk membuat profil buku sketsa yang saya pakai. Pada awalnya, supaya ke depan saya tahu tentang buku yang pernah dipakai. Profil itu saya tempel di halaman terdepan setiap buku sketsa. Tempelan-tempelan ini biasanya berupa informasi tentang buku yang ada di bungkus plastik/ sampul waktu pertama kali beli yang biasanya seringkali dibuang.

Sederhananya, saya gunting dan tempel bagian-bagian tersebut. Informasinya singkat dan cukup sederhana. Umumnya, tertulis ukuran kertas, jumlah kertas, warna kertas, serta tipe kertasnya sendiri.

Dari buku sketsa pertama hingga kelima ini, salah satu informasi yang penting dicari adalah tulisan "acid-free paper". Info ini saya dapat dari blog seorang urban sketcher juga, beberapa tahun lalu. Tujuannya, supaya kertas tidak mudah berubah warna, gambar pun tidak mudah pudar, apalagi yang menggambar menggunakan warna, cat air, marker, spidol, etc.

the 5th
Konsep di buku ini, saya mencoba tidak hanya menggambar, tetapi juga mulai sedikit menulis cerita/doodle yang mendukung gambar. Saya usahakan untuk post setiap gambar dan cerita di sini.

Ngga kerasa hampir setahun, buku kelima sudah hampir tamat. Bukunya beli di Books & Beyond BIP, saat itu, sedang cuci gudang!
Jadi, bukunya setengah harga! Yeaah!

Salah satu fitur buku ini yang tidak saya dapat di empat buku sebelumnya adalah halaman yang polos-bergaris. Cocok untuk kebutuhan menggambar dan menulis. Walau pada akhirnya, menulis di tempat polos, atau menggambar di halaman bergaris.

Satu yang dirasa kurang, kertasnya terlampau tipis untuk memakai cat air/marker. Warna tidak keluar dan cenderung tembus. Sama halnya dengan penggunaan brush pen.

Untuk itu, sepanjang buku ini, hanya menggunakan Pilot Hi-Tech 0.3 / 0.4. Itu pun masih agak tembus. Setiap gambar berbayang ke lembar belakangnya ketika di scan.

Mungkin beberapa lembar sisa bisa saya tamatkan sebelum akhir tahun. Tahun baru, memulai dengan buku yang baru.


Saya berlatih untuk mengasah bakat, ketika saya tahu bahwa menggambar bukan talenta alami, maka saya banyak-banyak belajar supaya bisa menggambar, syukur-syukur jadi menemukan talenta baru.
Sama dengan hal lainnya, apalagi yang sudah menjadi talenta sejak awal.

Pray for Indonesia, Jesus bless Indonesia!

Merry Christmas 2015!