Fly |
Facing 2014
Neck-top Computer
Berbeda dengan alat elektronik pada
umumnya, setiap orang punya otak seperti alat elektronik. “Sayang”nya kita
dilahirkan tanpa manual book cara
menggunakan otak.
Berdasarkan penelitian, otak
menyerap 20% suplai oksigen di dalam tubuh. Sejak lahir, manusia memiliki 1
triliun sel otak, 100 miliar sel otak aktif yang didukung 900 miliar sel otak
pendukung. Jumlah ini menentukan potensi yang dimiliki seseorang.
Kecerdasan seseorang tergantung
seberapa banyak koneksi yang terjadi antara setiap sel otak tersebut. Satu sel
dapat membuat satu hingga 20 ribu koneksi. Koneksi akan muncul bila kita dapat
menciptakan arti pada apa yang dipelajari. Koneksi sel otak orang dewasa jelas
‘lebih kusut’ daripada bayi.
Three Musketeers
Sederhananya, sebut saja otak
manusia dibagi tiga bagian. Otak
mamalia, otak reptil, dan neo-cortex. Di dalam otak mamalia, ada yang disebut
Sistem Limbic. Sistem ini berfungsi seperti sakelar untuk menentukan otak
bagian mana yang akan dipakai ketika menghadapi sesuatu.
Bila dalam keadaan tegang, stress,
takut, atau marah informasi akan diteruskan ke otak reptil. Bila dalam keadaan
bahagia, tenang, dan rileks, maka otak ne-cortex yang akan aktif dan berpikir.
Hal ini menjelaskan mengapa seseorang
yang akan menghadapi ujian/tes harus dalam keadaan tenang sehingga bisa
berpikir. Semakin tengang, saat mengerjakan biasanya justru semakin ‘kosong’
dan tidak dapat mengingat/berpikir.
Sedangkan, otak mamalia sendiri
berfungsi dalam mengatur sistem kekebalan tubuh, hormon, memori jangka panjang.
Mengatur kebutuhan akan kasih sayang (keluarga), status sosial, dan rasa
memiliki. Otak ini juga berfungsi untuk memberi arti pada suatu emosi dan
kejadian yang dialami.
Sebagai sistem utama, Sistem Limbic
terdiri dari amygdala, hippocampus,
thalamus, dan hyphotalamus.
Amygdala ini memiliki fungsi yang
berhubungan dalam hal ‘ketakutan’.
Amygdala : Fear Me Not
Tingkat perasaan ketakutan orang
umumnya bisa dibagi tiga :
1. Ketakutan/khawatir
Tingkat paling dasar ini seringkali
dipengaruhi oleh gambar dan suara. Para produser film horor mengatakan bahwa
manipulasi keduanya bisa menentukan sukses tidaknya film horor.
2. Ancaman
Perasaan ini muncul karena merasa
tidak aman dan membuat seseorang untuk mendorong melakukan lebih baik.
Misalnya, self-defense.
3. Kegelisahan
Perasaan ini muncul karena orang
tidak mengetahui apa yang akan terjadi. Buruknya kalau tidak diatasi, akan
membuat pikiran orang berimajinasi kemana-mana.
Sumber : NatGeo
Cukup tentang ‘takut-takutannya’
Berkaitan dengan hal-hal yang tidak
disukai, salah satunya bisa berhubungan dengan hal yang ditakuti. Yang
ditakuti, bukan berarti hantu/mistis melulu, tapi bisa juga dari hal sederhana,
suka/tidak suka makan pedas.
Ketika melihat atau mengalami
sesuatu, manusia pada umumnya rata-rata memerlukan waktu 3 detik untuk
memutuskan apakah kejadian tersebut ‘layak’ disimpan dalam memori otak atau
tidak.
Semakin kuat motifnya, semakin
mudah sebuah event diingat. Kuat tidaknya motif, bisa dipengaruhi dari tingkat
kesukaan atau ketidaksukaan seseorang. Kejadian-kejadian yang mudah diingat
bisa jadi merupakan hal-hal yang berkaitan dengan dirinya atau lingkungan di
sekitar dirinya, hal-hal yang sangat disukai, atau hal-hal yang tidak disukai.
Berkaitan dengan dirinya dan
lingkungan di sekitar dirinya misal berurusan dengan hal-hal yang pribadi.
Umur, tanggal lahir, alamat, nama, dsb. Semakin dekat tingkat hubungan seseorang
dengan orang lain, akan memudahkan untuk mengingat info tentang orang lain.
Lainnya, bisa juga bila seseorang sedang jatuh cinta. Ia akan mudah mengingat
hal-hal tentang kecengannya atau momen-momen penting. Sms pertama, surat
pertama, first kiss, dst.
Semakin sering mengalami, sadar
tidak-sadar akan masuk ke alam bawah sadar. Artinya, bisa dilakukan secara
otomatis.
Contohnya, bila orang biasa pulang
dari kantor langsung ke rumah, maka ketika suatu hari ia merencanakan pergi ke
suatu tempat setelah pulang kantor, ia bisa secara tidak sadar melupakan
rencananya dan langsung nyetir pulang ke rumah. Merasa perna mengalami?
Sama halnya dengan pikiran. Tipe
dan jenis pikiran apa yang mau kita supply ke pikiran? Lebih banyak
memasukkan hal-hal yang menggembirakan atau menakut-nakuti?
Jika pada dasarnya ‘pengen’ nonton
film horor tapi akhirnya ngga bisa tidur, buat apa cari-cari 'masalah' nonton
film horor? Apakah film yang ada cuman horor doang?
Rasul Paulus bilang ke jemaat di
Filipi untuk mengingat hal-hal yang baik! Saya percaya Tuhan tahu dan Dia
mengingatkan lewat Roh Kudus bila ada hal-hal yang (masih) kurang sreg di dalam
hati.
Jadi, apa yang sebaiknya dipikirin?
Pikirkan semua : yang benar, yang mulia, yang adil, yang suci, yang manis, yang
sedap didengar, yang disebut kebajikan, yang layak dipuji.
Biasakan berpikir
yang baik, supaya bertindak yang baik secara otomatis. Aturan hidupnya sudah
ada. Kenapa dipersulit?
The decision
is yours!...and me also.
Pray for Indonesia, God Bless
Indonesia!