Monday, December 30, 2013

Bible & Science 24 : Don't Be Afraid


Fly

Facing 2014

Neck-top Computer
Berbeda dengan alat elektronik pada umumnya, setiap orang punya otak seperti alat elektronik. “Sayang”nya kita dilahirkan tanpa manual book cara menggunakan otak. 

Berdasarkan penelitian, otak menyerap 20% suplai oksigen di dalam tubuh. Sejak lahir, manusia memiliki 1 triliun sel otak, 100 miliar sel otak aktif yang didukung 900 miliar sel otak pendukung. Jumlah ini menentukan potensi yang dimiliki seseorang.

Kecerdasan seseorang tergantung seberapa banyak koneksi yang terjadi antara setiap sel otak tersebut. Satu sel dapat membuat satu hingga 20 ribu koneksi. Koneksi akan muncul bila kita dapat menciptakan arti pada apa yang dipelajari. Koneksi sel otak orang dewasa jelas ‘lebih kusut’ daripada bayi.

Three Musketeers
Sederhananya, sebut saja otak manusia dibagi tiga bagian.  Otak mamalia, otak reptil, dan neo-cortex. Di dalam otak mamalia, ada yang disebut Sistem Limbic. Sistem ini berfungsi seperti sakelar untuk menentukan otak bagian mana yang akan dipakai ketika menghadapi sesuatu.

Bila dalam keadaan tegang, stress, takut, atau marah informasi akan diteruskan ke otak reptil. Bila dalam keadaan bahagia, tenang, dan rileks, maka otak ne-cortex yang akan aktif dan berpikir.
Hal ini menjelaskan mengapa seseorang yang akan menghadapi ujian/tes harus dalam keadaan tenang sehingga bisa berpikir. Semakin tengang, saat mengerjakan biasanya justru semakin ‘kosong’ dan tidak dapat mengingat/berpikir.

Sedangkan, otak mamalia sendiri berfungsi dalam mengatur sistem kekebalan tubuh, hormon, memori jangka panjang. Mengatur kebutuhan akan kasih sayang (keluarga), status sosial, dan rasa memiliki. Otak ini juga berfungsi untuk memberi arti pada suatu emosi dan kejadian yang dialami.
Sebagai sistem utama, Sistem Limbic terdiri dari amygdala, hippocampus, thalamus, dan hyphotalamus.

Amygdala ini memiliki fungsi yang berhubungan dalam hal ‘ketakutan’.

Amygdala : Fear Me Not
Tingkat perasaan ketakutan orang umumnya bisa dibagi tiga :

1. Ketakutan/khawatir
Tingkat paling dasar ini seringkali dipengaruhi oleh gambar dan suara. Para produser film horor mengatakan bahwa manipulasi keduanya bisa menentukan sukses tidaknya film horor.

2. Ancaman
Perasaan ini muncul karena merasa tidak aman dan membuat seseorang untuk mendorong melakukan lebih baik. Misalnya, self-defense.

3. Kegelisahan
Perasaan ini muncul karena orang tidak mengetahui apa yang akan terjadi. Buruknya kalau tidak diatasi, akan membuat pikiran orang berimajinasi kemana-mana.
Sumber : NatGeo

Cukup tentang ‘takut-takutannya’
Berkaitan dengan hal-hal yang tidak disukai, salah satunya bisa berhubungan dengan hal yang ditakuti. Yang ditakuti, bukan berarti hantu/mistis melulu, tapi bisa juga dari hal sederhana, suka/tidak suka makan pedas.

Ketika melihat atau mengalami sesuatu, manusia pada umumnya rata-rata memerlukan waktu 3 detik untuk memutuskan apakah kejadian tersebut ‘layak’ disimpan dalam memori otak atau tidak.

Semakin kuat motifnya, semakin mudah sebuah event diingat. Kuat tidaknya motif, bisa dipengaruhi dari tingkat kesukaan atau ketidaksukaan seseorang. Kejadian-kejadian yang mudah diingat bisa jadi merupakan hal-hal yang berkaitan dengan dirinya atau lingkungan di sekitar dirinya, hal-hal yang sangat disukai, atau hal-hal yang tidak disukai.

Berkaitan dengan dirinya dan lingkungan di sekitar dirinya misal berurusan dengan hal-hal yang pribadi. Umur, tanggal lahir, alamat, nama, dsb. Semakin dekat tingkat hubungan seseorang dengan orang lain, akan memudahkan untuk mengingat info tentang orang lain. Lainnya, bisa juga bila seseorang sedang jatuh cinta. Ia akan mudah mengingat hal-hal tentang kecengannya atau momen-momen penting. Sms pertama, surat pertama, first kiss, dst.
Semakin sering mengalami, sadar tidak-sadar akan masuk ke alam bawah sadar. Artinya, bisa dilakukan secara otomatis.

Contohnya, bila orang biasa pulang dari kantor langsung ke rumah, maka ketika suatu hari ia merencanakan pergi ke suatu tempat setelah pulang kantor, ia bisa secara tidak sadar melupakan rencananya dan langsung nyetir pulang ke rumah. Merasa perna mengalami?

Sama halnya dengan pikiran. Tipe dan jenis pikiran apa yang mau kita supply ke pikiran? Lebih banyak memasukkan hal-hal yang menggembirakan atau menakut-nakuti?
Jika pada dasarnya ‘pengen’ nonton film horor tapi akhirnya ngga bisa tidur, buat apa cari-cari 'masalah' nonton film horor? Apakah film yang ada cuman horor doang?

Rasul Paulus bilang ke jemaat di Filipi untuk mengingat hal-hal yang baik! Saya percaya Tuhan tahu dan Dia mengingatkan lewat Roh Kudus bila ada hal-hal yang (masih) kurang sreg di dalam hati.
Jadi, apa yang sebaiknya dipikirin? Pikirkan semua : yang benar, yang mulia, yang adil, yang suci, yang manis, yang sedap didengar, yang disebut kebajikan, yang layak dipuji.

Biasakan berpikir yang baik, supaya bertindak yang baik secara otomatis. Aturan hidupnya sudah ada. Kenapa dipersulit?
 
The decision is yours!...and me also.

Pray for Indonesia, God Bless Indonesia!

Merry Christmas 2015!