Sunday, March 08, 2009

bagaikan bejana

Bagaikan bejana siap dibentuk
Inilah hidupku di tanganMu
Bentuklah seturut kehendakMu
Pakailah sesuai rencanaMu
 Ku mau seperti-Mu Yesus, disempurnakan selalu. Dalam setiap jalanku memuliakan namaMu

Lagu ini hamper dinyanyikan setiap minggu saat PA (pemahaman Alkitab) SMP. Akan tetapi gw baru bisa memahami artinya saat dibangku kuliah.

Jadi, kenapa Tuhan mengatakan “bejana”?? Coba diselidiki dari masa penggunaannya dulu. Zaman Yesus di dunia, orang-orang sana banyak menggunakan bejana sebagai wadah untuk menampung atau menyimpan. Bejana pada umumnya, terbuat dari tanah liat.

Ketika segumpal tanah liat dibentuk oleh seorang pengrajin menjadi sebuah bejana, pengrajin itu akan membentuk tanah liat itu menjadi sebuah bejana yang berharga, yang tidak akan mengecewakan pelanggan ketika membeli barang hasil kerajinannya. Selagi membentuk, ia sekaligus membuang kerikil-kerikil yang bercampur dengan tanah laitnya. Kerikil-kerikil ini bisa membuat tanah liat tidak menyatu dengan benar saat dikeringkan, sehingga membuatnya mudah pecah.

Lagi, bejana tanah liat mudah dibentuk. Ketika seorang pengrajin menginginkan sebuah bejana dengan daya tamping yang lebih besar, maka ia akan menambahkan lagi gumpalan tanah liat dan membentuknya lagi denga kapasitas yang lebih besar.


Sama halnya dengan manusia, apa yang telah ditulis dalam Alkitab. Tuhan sudah memercayakan kepada kita dengan suatu takaran tertentu. Sekarang, tinggal bagaimana setiap manusia menggunakan kapasitas yang sudah Tuhan kasih? Pasti, bila Tuhan melihat anak-Nya memenuhi kapasitasnya, Dia akan menambah lagi tanah litany dan mulai membentuk lagi untuk kapasitas yang lebih besar. Hanya, bagaimana dari kitanya?? Mau puas dengan kapasitas yang segitu-segitu aja?

Merry Christmas 2015!