Monday, March 09, 2009

akreditasi ~ seberapa guna?

Sebenarnya, apa sih yang dilakukan saat suatu sekolah atau universitas atau lembaga pendidikan lainnya diakreditasi pemerintah?

Berikut gambaran apa yang terjadi saat akreditasi sekolah (SMP)..

Jadi, pihak/tim akreditasi itu, sudah membawa beberapa lembar kertas yang sudah dibundel satu-satu. Satu bundle untuk satu sekolah. Di dalam kertasnya sudah tersedia kolom2 untuk dilakukan ceklist-ceklist tentang macam-macam mengenai kelengkapan sekolah. Baik dari administrasi (data-data), kelengkapan fasilitas, peralatan, dsb-nya. Bila ada, dia contreng, bila tidak ada ya tidak dicontreng. Penilaian sekolahnya, berdasarkan jumlah contreng-an yang didapat. Jadi, sebenarnya, tim akreditasi itu bisa dibilang “tidak melakukan apa-apa”, dia hanya mencontreng-contreng berdasarkan apa yang tersedia di sekolah itu. Hanya saja, penilaian seperti ini kan tidak bisa mengukur kelengkapan antara sekolah satu dengan yang lain.

Lanjutan dari yang sebelumnya, sebenarnya akrediatasi seperti ini hanya distandardisasi untuk sekolah negeri. Mnegapa? Sekolah saya swasta, karena pihak yayasan ingin menjadikan sekolah dengan standar nasional, maka mereka memerlengkapi sekolah dengan berbagai fasilitas dan kegiatan-kegiatan yang merupakan kerja sama dengan pihak2 lain. Ada pula mengadakan kegiatan-kegiatan rutin seperti perlombaan-perlombaan teknolgi. Akan tetapi, hal-hal semacam tadi tidak tersedia di “kolom”nya di lembar si akreditor. Nah kalau begitu? Katanya yaa tidak bisa dimasukkan karena tidak tersedia di sini. Hah? Bagaimana bisa? Tidak ada catatan sedikitpun mengenai “keistimewaan” ini. Dianggap tidak ada. Begitu hasilnya keluar, yaa akreditasi SMP gw bisa sama dengan suatu smp negeri di antah berantah.

Itu kisah nyata di SMP. Lain lagi ceritanya saat SMA. Nah, lagi kebiasaan kita, kerja yang mepet. Jadi, begitu tahu akan ada akreditasi baru segalanya diurus sesuai aturan. Bisa jadi, data-data yang tidak lengkap pun bisa diada-adain. Begitulah yang gw lihat. Tiba-tiba saja bisa muncul buku pegangan apalah, buku penilaian apalah, tiba-tiba dinding sekolah penuh dengan poster2 science, muncul organigram guru (yang gw pernah gw lihat sebelumnya), lorong sekolah tiba-tiba penuh dengan pot-pot tanaman, blab la bla.. Luar biasa ya…

Entah bagaimana “kisah”nya lagi di universitas ini. Tapi, menjelang masa-masa akreditasi, dosen-dosen memang terlihat sangat sibuk “memersiapkan” segalanya. Takut kalau-kalau akreditasinya turun.

Gw justru memertanyakan, apa gunanya akreditasi? Toh akreditasi tidak membuktikan bahwa lulusannya selalu yang terbaik. Justru system pendidikan di dalamnya yang lebih menentukan, termasuk kualitas para pengajar.

Merry Christmas 2015!