Thursday, October 14, 2010

Flash of Genius!


Ingenio

Flash of Genius, sebuah film kisah nyata yang menceritakan Prof. Kearns, seorang inventor yang cerdas. Cerita bermula ketika hasil temuannya di garasi rumahnya (rumahnya, dia jadikan bengkel dan ruang kerja) terlihat “berkeliaran” di jalan. Di bawah curah hujan, dia melihat sebuah mobil keluaran pabrik Ford Motor Company melintas di depannya.

Apa itu?

Temuannya, penyapu air di kaca mobil berjeda (wiper). Saat itu, wiper yang ditemukan baru bisa bergerak bolak-balik terus menerus. Akan tetapi, idenya yang ingin membuat wiper itu “berkedip” seperti mata manusia, mendorong dirinya sehingga menemukan wiper yang kita lihat sekarang.

Singkat cerita, ia ajukan tuntutan kepada pihak Ford yang mencuri desainnya. Ia ajukan 5 kali hak paten yang ditunda jauh sebelum ia melihat karyanya dipakai orang lain. Selama pengadilan berlangsung, tentu dia di datangi “orang-orang” yang berniat membayar puluhan juta agar ia mencabut tuntutannya.

Yang menarik adalah…

Bagaimana Prof. Frank Kearns memperjuangkan hak nya sebagai seorang inventor. Saat itu ia mewakili seluruh inventor di Amerika yang mempunyai kasus serupa, pelanggaran hak cipta.

Meskipun pada akhirnya ia memenangkan pengadilan dengan ganti rugi yang jauh lebih sedikit dari “ajakan damai” Ford di luar pengadilan, tetapi yang menjadi concern dirinya adalah PENGAKUAN. Jauh sebelumnya, Prof. Kearns berniat mencabut tuntutan hanya dengan satu syarat bahwa Ford menyatakan di media bahwa wiper itu temuan Prof Kearns. Hal itu yang tidak mau diakui oleh Ford Company. Beberapa bulan setelah ia memenangkan kasus atas Ford, ia menangkan kasus serupa atas perusahaan yang lain.

Mahalnya harga sebuah pengakuan…

Dari film itu juga, saya melihat bahwa definisi “penemu” memang sudah bergeser. Yang namanya penemu, saya selalu bayangkan seperti seorang Thomas Alfa Edison (penemu lampu), Graham Bell (penemu telepon), Markoni (penemu radio), Marie Curie, atau Einstein dengan rumusan relativitasnya dan segala inventor yang tercatat maupun tidak.

Dalam pikiran saya, apakah mereka benar2 menemukan sesuatu hal yang benar-benar baru? Misalkan, ketika Benjamin Franklin menemukan listrik, ternyata hal itu menjadi pemicu bagi Alfa Edison menciptakan lampu. Atau bahkan ketika Copernicus “menemukan” bahwa bumi bulat. Archimedes yang mendukung Copernicus pun malah dipenjara sampai meninggalnya pun dipenjara.

Atau, mereka ngotak-ngatik dari yang telah ada sampai sedemikian rupa menjadi barang yang “baru” (seperti yang saya lihat di film Flash of Genius ini). Saya berpendapat bahwa penemu ini sebenarnya “merangkai” sesuatu yang baru dari sesuatu yang sudah ada.

Perangkat elektronik seringkali merupakan gabungan beberapa komponen-komponen kecil yang dirangkai menjadi satu. Jika dilihat lebih jauh, bukankah sebelumnya ada orang-orang (penemu) yang telah menemukan komponen-komponennya kecil itu?

Saya ingat adegan dimana Prof. Kearns menjelaskan bagaimana ia pun sebenarnya seorang penemu. Ia mengambil contoh seorang penulis novel terkenal saat itu. Dia tanyakan apakah penulis itu ikut menciptakan huruf2 yang ia pakai untuk menulis? Apakah ia menemukan kata2 yang dia pakai? Penulis novel hanya merangkai dan menyusun huruf, kata, dan kalimat. Namun ia bisa saja disebut sebagai seorang “penemu” novel.

Sebenarnya, sama halnya dengan Prof. Kearns, ia merangkai barang-barang yang telah ada (yang tidak terpikirkan orang lain sebelumnya). Namun, hal seperti itu pun harus diberi penghargaan. Minimal orang lain harus mengakui bahwa itu adalah temuannya.

Merry Christmas 2015!