Sunday, January 02, 2011

Get Your Dream - Geladi Kepribadian


Get Your Dream

Melanjutkan cerita review di tahun 2010 :

Di pertengahan bulan April 2010, tepatnya 23-25 April 2010. Saya dan beberapa orang teman di jurusan yang sama mengikuti acara wajib bagi mereka yang mendapat beasiswa. Tentu suatu pencapaian luar biasa karena penerima beasiswa dipilih berdasarkan prestasi mereka di fakultas dan jurusan masing-masing. Geladi Kepribadian kerja sama Unpar dengan Pusat Humaniora.

First Step

Pada mulanya agak meragukan ikut acara ini karena jadwalnya yang agak tidak sinkron dengan jadwal jurusan (saya berpikir memilih ikut kloter acara selanjutnya saja setelah wisuda). Namun, toh akhirnya saya dan teman ikut juga. Setelah ikut acaranya, saya yakin telah membuat keputusan yang benar untuk ikut acara tersebut, Meski 3 hari, tetapi saya mendapat pengalaman yang banyak, kenalan yang lebih banyak lagi. Momen yang terlalu sayang untuk dilupakan, maka saya manfaatkan ‘kelemahan’ internet untuk mendokumentasikan… Here the story…

Ada sekitar 30-40 orang peserta beasiswa, tetapi saya tidak ingat lagi jumlah pastinya. Waktu kumpul untuk pertama kali, semuanya tidak ada yang saya kenal kecuali teman satu jurusan. Panitia pun tidak saya kenal. Saya cuman tahu dan pernah lihat mereka karena mereka bekerja untuk Unpar (am I right?).

Knowing

Saya melihat ada cara-cara yang mereka lakukan yang bagus dan tidak saya duga sebelumnya, saya baru sadarpun di akhir-akhir acara. Bagaimana cara mereka memperkenalkan satu peserta dengan peserta lain. Bagaimana mereka membagi kami ke dalam kelompok-kelompok dengan jumlah orang berbeda dan orang yang berbeda. Pembagian kelompok untuk kamar dan pembagian kelompok untuk acara yang berbeda. Contoh, untuk kamar dibagi 4 orang/kamar sedangkan dalam kepentingan bermain game atau acara, kami dibagi ke beberapa kelompok besar (cowo dan cewe dicampur). Mau tidak mau semua harus kenal. Cara yang unik menurut saya.

Sejak pertama kali masuk di Kinderhoof, langsung disambut panitia pastilah untuk berkenalan dan main game, yang untuk mengenal orang lain. Agak canggung awalnya.

Di hari kedua, bisa dibilang jadi hari paling rame sekaligus melelahkan. Kami dibangunkan jam 5 pagi untuk OR dan terus melanjutkan acara hingga malam. Ramai karena hari itu acaranya game semua.

Game pertama dimainkan di lapangan bola dekat Kinderhoof. Ada beberapa game yang dimainkan saat itu, dan acaranya lebih berbaur. Ya saya yakin maksudnya supaya kita lebih kenal lagi dengan orang yang lebih banyak, minimal tahu dulu namanya. Sejak hari pertama lewat, minimal yang saya tahu ‘kan paling orang sejurusan, teman sekamar, dan teman kelompok acara. Hari ini saya baru kenal lagi dengan orang-orang baru.

Setelah bermain beberapa game, saya menyadari ada perbedaan yang cukup besar. Sesama peserta tampak lebih akrab saja. Suasana lebih gampang cair dibandingkan hari pertama. Rasanya ngga perlu waktu lama untuk terbawa suasana. Meski hanya game sederhana, tapi terasa sangat menyenangkan.

Sampai saya sadari hari udah agak siang dan belum sarapan! Saat itulah satu-satu kelompok mulai dipanggil keluar dari game. Ketika waktunya, ternyata kami diberi petunjuk jalan dan sejumlah nasi untuk sarapan di jalan. Dalam selang waktu tertentu, semua kelompok berjalan diberi batas waktu dan menjaga jarak dengan kelompok lain. Seorang dari kelompok saya berkata bahwa lokasinya cukup jauh untuk ditempuh jalan kaki (ia pernah ke tujuan yang dimaksud panitia sebelumnya, tapi dalam acara berbeda)

Hal serupa kami alami sejak pergi dari kampus ke tempat menginap. Namun, dengan jumlah orang yang sedikit (2 orang saja), bedanya sekarang satu kelompok. Interesting idea ternyata di sepanjang perjalanan kami bisa bercerita masing-masing. Bahasan tentu banyak karena kami dari jurusan berbeda. At least kami lebih mengenal teman-teman sekelompok kami, dari mana SMA nya, asalnya, atau cerita2 apa yang ‘terjadi’ di jurusannya dsb…

Perjalanan sungguh jauh. Perjalanan naik turun, membuat kaki lemas. Apalagi sebagian besar atau mungkin semua peserta belum mandi juga sejak pagi…Yuuuh… Muncul ide, apakah kita boleh numpang mobil lewat? Karena banyak mobil bak atau truk yang lewat. Bisa menghemat waktu dan tenaga. Tak lama, ternyata kelompok di belakang kami mendahului dengan menumpang mobil bak. Kami ikutan cara tersebut dan ternyata ada beberapa kelompok yang memakai cara itu.

Sampai lewat satu tempat dimana jarang lagi terlihat mobil bak yang lewat. Tiba-tiba muncul truk. Pada akhirnya kami “membengkokkan” aturan dengan naik ke truk bersama kelompok lain. Hanya di dalam truknya saja jaga jarak…LOL…

Gaming

Setelah sekian lama, akhirnya sampai. Lokasi utama ternyata longsor akibat hujan. Jadi terpaksa pindah.

Di spot baru ini, lagi dibagi ke dalam beberapa kelompok dan beberapa spot bermain. Untuk menambah keseriusan, permainan diberi “sanksi”. Hukumannya mengenai aturan makan malam. Setiap spot game dengan sanksi yang berbeda. Dari game yang kering, setengah basah, sampai basah beneran. Mungkin emang tujuannya dibikin harus basah dan mengandalkan teamwork. Sayangnya ada beberapa orang terpaksa tidak ikut main karena lagi berhalangan.

Yang saya ingat, gamenya ada yang bikin rantai manusia jadi dari satu titik ke titik lain harus dengan membuat rantai dari apa yang kita punya, memindahkan air pakai kaki sambil berbaring (salah2 bisa menyiram diri sendiri), menyeberang tali, mengambil bola pingpong dalam air, dan menyeberangi teman setim dengan kondisi yang berbeda. Sejujurnya, baru pertama kali lihat game-game yang mereka sediakan. Menyenangkan.

Pulang untuk makan siang pakai angkot (untunglah tidak jalan kaki! ). Siang sampe sore hari, masih dilanjutkan maen game lagi. Ceritanya ttg ular tangga kehidupan. Ada beberapa post yang tersebar di lingkungan Kinderhoof. Masing-masing dengan panitia dan tugasnya yang berbeda-beda. Setelah melakukan tugas di spot tertentu, baru kita bisa melanjutkan ke spot berikutnya, minta tugas baru, dst.

Saya kira game nya mudah dan cepat selesai, tetapi ternyata tidak. Namanya ular tangga, adakalanya ketika mengambil undian keluar tulisan “kembali ke…” ya sudahlah…bisa mengulang dari awal… Kertas tugas seorang teman dari sipil begitu penuhnya dengan coretan naik-turun… Gamenya ternyata bikin banyak orang stress juga walaupun ternyata ada satu orang yang kelar (saya udah hampir percaya game ini ngga ada tamatnya, kami cuma dikerjai panitia).

Malam hari, ketika share tentang pengalaman di sepanjang hari, ada satu momen yang membuat saya kagum-kagum yaitu ketika bermain rantai manusia. Ada satu tim di mana sebagian besar dari mereka adalah cewe. Jelaslah, mana mungkin sampai. Apa yang membuat mereka berhasil? Diberitahu bahwa “rantai” bisa dibuat melalui apa yang tim punya, maka tim tadi memakai tali bra untuk dijadikan rantai. Hanya dengan bantuan dua tali saja (karena bisa dipanjangkan dan bisa melar), ternyata membuat tugas sulit tadi begitu mudah. Saya bandingkan dengan kelompok sendiri, yang udah pakai sabuk, karet celana, baju, kaos, ternyata gagal juga.

Spontan saat tahu itu kami tertawa, ngakak-ngakak, pada awalnya pun terdengar sangat lucu dan mengherankan Ternyata ada toh cara begitu juga! Tetapi satu pelajaran yang saya dapat adalah seberapa banyak sih orang yang mau berkorban buat kepentingan bersama? Sepertinya hanya kelompok tadi (atau ada dua kelompok, saya kurang tahu pasti) yang berhasil untuk tugas tersebut.

Masuk acara makan malam, kami baru tahu apa yang dimaksud dengan sanksi makan malam di game sebelumnya. Kali ini makan tidak dimeja, tetapi duduk di lantai dibatasi tali dengan ukuran kurang lebih 1,5 meter x 5 meter.Kesalahan yang “dihitung” panitia diakumulasi untuk bersama untuk mengurangi jatah makan malam. Uuughh,, Jumlah piring, gelas, NASI, sayur dan laukpauk… Kami harus berbagi dengan yang lain.

Contohnya saja game rantai manusia, jika gagal, maka sanksinya alat makan. Jika satu tim gagal, maka jumlah alat makan dikurangi sesuai jumlah anggota, dst dengan game lain. Jadilah, ada satu sisi melayani (ngambilin) minum, ngambilin nasi, ngambilin sayur, satu piring berdua, satu piring bertiga. Tanpa instruksi panitia untuk dihabiskan pun sebenarnya yang cowo saya yakin masih sangat kelaparan…

Best of the Best

Ada satu pengalaman yang sangat saya syukuri adalah saya bisa bertemu orang-orang “pilihan” satu Unpar. Yaa jelaslah, mereka-mereka ini adalah orang-orang yang sangat berprestasi di jurusannya masing-masing. Lewat acara 3 hari 2 malam itu, melalui share-share mereka saya sendiri setidaknya semakin terbuka untuk wawasan yang lebih luas. Bagaimana mereka berjuang, bagaimana mereka sendiri menentukan alur hidup.

Dalam sudut pandang saya, geladi kepribadian ini bertujuan untuk mengenali sifat dan karakter diri sendiri yang menjadi sarana utama bagi tiap orang untuk mencapai cita-cita yang diinginkan. Tak hanya itu, geladi mengajarkan untuk menjadi pribadi yang tak mudah menyerah dalam menghadapi tantangan dan tujuan hidup. Sekaligus sarana untuk meluaskan wawasan dengan teman-teman lintas fakultas dan jurusan. Jadi, beasiswa tidak hanya membekali materi fisik doang, tetapi ada nilai lebih juga.

Thanks untuk para panitia dan asisten untuk acaranya… Awesome! Untuk mengingat acara yang membuat terkesan, saya buat sketsa ilustrasi untuk acara tersebut.

~God Bless Indonesia~

Merry Christmas 2015!