Monday, July 27, 2009

Bible & Science 8

M2M : Music and Movement

Musik dan gerakan (tarian) memang sudah dikenal manusia sejak zaman dulu. Hal ini ngga bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Buktinya? Well, saat ini bisa dilihat di banyak site2 arkeologi. Buktinya sangat beragam, dari yang “diam” yang berupa gambar2 pada dinding gua atau yang masih tampak jelas saat ini pada upacara-upacara adat suku-suku tertentu. Mereka melakukan gerakan-gerakan (alias tarian) yang katanya untuk menyenangkan tuhannya. Termasuk apa yang ditulis dalam Alkitab, mengenai penyembahan yang sejati. Tuhan tidak mencari penyembahan atau pujian yang luar biasa, tetapi, Ia mencari pemuji dan penyembah yang sejati. Artinya, orang-orang yang melakukan ibadahnya dengan sejati, yaitu tubuh, jiwa, dan roh. Disinilah bagaimana tubuh itu “bekerja”. E.g. Kisah Daud yang menari-nari saat mendatangkan Tabut Allah, sampai orang-orang menyangkanya gila.

Nah, kalau mau diteliti lebih lanjut, ternyata tubuh manusia secara spontan dan alamiah memang bereaksi dengan yang namanya music. Otak yang menerima rangsangan music, akan mengirimkan sinyal (secara otomatis) ke seluruh tubuh untuk bergerak alias bereaksi. Setidaksuka apapun orangnya terhadap music, tetapi tubuhnya benar-benar bereaksi. Reaksi tubuh itu pun berbeda-beda dari tipe music yang diolah otak (music yang didengar) dan kesenangan seseorang terhadap jenis music tertentu. Mengangguk2an kepala, menjentikkan jari, bertepuk tangan, menggoyangkan badan, berlagak seolah dirinya yang bermain music, mencoba menyanyikan lirik (saat dengar instrumental), dan sebagainya.

Gerakan-gerakan semacam ini tampak membuat orang menjadi senang dan gembira. Padahal, dibalik itu, sebenarnya saat orang mulai bergerak, otak mulai melepaskan hormone dopamine yang membuat tubuh merasakan kegembiraan. Oleh sebab itu, kita merasa senang dan gembira saat bergerak. Semakin bergerak,semakin banyak hormone yang dilepas, itu yang membuat orang makin “kecanduan” ngga mau berhenti.

Lebih lanjut, bukti sangat sederhanya bisa dilihat pada balita atau anak-anak kecil. Mereka sangat senang saat bisa berjalan (berlari2), atau pada intinya bergerak dengan tubuhnya. Mereka bisa tertawa atau tersenyum. Lebih lagi, saat balita digendong atau digerakka naik turun oleh orang tuanya. Mereka bisa tersenyum atau tertawa lebih. Otaknya melepaskan dopamine lebih banyak. 

Merry Christmas 2015!