Monday, December 29, 2014

Review 2014 : Comfort Zone


Berkaca pada kejadian selama setahun ini, salah satu pelajaran yang bisa diambil adalah
keluar dari zona nyaman.

Pengalaman selama ini saya bisa bandingkan dengan pertandingan Amazing Race. Sebuah reality show yang cepet-cepetan nyampe di tempat tujuan, sambil melakukan berbagai tantangan. Nah dalam setiap tantangan, setiap peserta akan diberikan pilihan untuk memilih tantangan mana yang mau dilakukan. Pasti, semua peserta juga memilih tantangan yang diduga/dikira sesuai dengan kemampuan si peserta. Ada satu istilah dalam permainan tadi, yaitu Detour di mana peserta diminta mengambil jalan putar untuk ke tempat tujuan. Agak tricky, harus cerdas apakah detaour ini akan mempercepat perjalanan atau menghambat.

Ada saatnya seseorang harus keluar zona nyaman. Zona ini memang kelihatannya enak banget. Tapi berada di dalamnya bukan menjadi pilihan satu-satunya. Keluar dari zona ini juga bukan berarti bakal mati total. Sama seperti permainan tadi, harus cerdas juga keluar dari zona nyaman bukan mencari a dead end  tapi detour dalam perjalanan (hidup).

Berada terlalu lama di zona nyaman, berarti makin sedikit tantangan yang diterima. Semakin dikit tantangan yang diterima, makin sedikit juga usaha untuk mengembangkan diri.

Salah dua hal yang dipelajari adalah yang namanya menjadi guru atau dosen, tanggung jawabnya tidak hanya sebatas mengajar dan mengajar tapi juga menjadi pendidik. Zaman sekolah sekarang berbeda dengan zaman sekolah dulu. Lagi, harus cerdik dan cerdas dalam mengajar dan mendidik.

*Keep praying for QZ 8501*

Pray for Indonesia, Jesus Bless Indonesia!

Merry Christmas 2015!