Gambar dan Cerita?
Lukisan/gambar bisa menggambarkan
ribuan kata, tapi pasti akan lebih menarik bila ada ceritanya juga.
Jadi, ceritanya, ada orang yang bertanya, kenapa gmbar-gambar sketsa yang saya post dengan tem "Travel Sketch" di jejaring sosial ngga dibuat ceritanya juga. Ada beberapa alasan selama ini. Tapi, singkatnya terutama untuk membatasi diri saja. Banyaknya jejaring sosial/teknologi/internet saat ini, cukup mengerikan saya bilang untuk urusan menjaga privasi.
Keberadaan seseorang bisa sangat mudah dilacak. Sedang dimana, sedang apa, apa yang sedang dilakukan, bersama siapa, kapan, dll. Akhirnya, saya sendiri memutuskan menggunakan beberapa sosmed saja, sisanya saya tutup.
Walaupun di sisi lain, saya bisa membatasi cerita apa saja yang mau saya share lewat gambar-gambar yang di post.
Saya
mencoba merekam perjalanan Hills Conf 2013 awal Juli 2013 lalu.
Hills Conference 2k13
Perjalanan Hills Conf 2013, dimulai
beberapa hari sebelum hari H. Berangkat dengan travel dari Bandung ke bandara
Soetta. Cukup banyak yang berangkat ke bandara, walaupun tujuan terminalnya
berbeda-beda.
Menggambar di transportasi publik
memang menyenangkan, tapi sulit dilakukan sering-sering karena goyangannya.
Agak sulit untuk menggambar bagus. Macet beberapa saat karena perbaikan jalan
tol yang amblas, saya sempat sedikit corat-coret tentang keadaan di dalam
mobil.
Padat merayap di jalan tol + 30 menit akibat jalan amblas. |
Sampai di bandara lebih awal,
sekaligus menunggu teman, ‘E’ untuk berangkat bareng, prepare supaya tidak
ketinggalan pesawat. Di terminal 3, lagi menyempatkan diri untuk menggambar
kondisi waktu itu. Orang-orang yang ramai mengantri check-in.
Terminal 3, International Check in. |
Setelah check in, lagi menunggu
jadwal penerbangan pesawat. Lagi corat-coret di ruang tunggu. Ini sketsa kedua
di ruang tunggu terminal 3 Soetta. Ruang tunggunya kelihatan penuh banget.
Ternyata, ada penerbangan yang kena delay. Thank You Lord, penerbangan saya
dengan tujuan yang sama ngga di-delay.
Lagi, corat coret di Ruang tunggu... |
Penerbangan singkat, saya merasa
agak kagok untuk tidur. Lagi, sketsa keadaan di dalam pesawat. Menggambar di
dalam pesawat pertama kali saya lakukan ketika perjalanan ke Israel. Ini
kesekian kalinya, tapi yang kedua kali untuk pesawat Air Asia. Sebelumnya, saya
menggambar Air Asia di perjalanan pulang dari Bali-Bandung waktu mengikuti
acara Arcasia di Bali.
Gambar di dalam Air Asia, kedua kali. Jakarta-Singapore |
Penantian di SG cukup lama karena
menunggu jadwal pesawat pukul 02.30, menunggu sekitar 5-6 jam. ‘E’ tidur karena
tidak enak badan, saya keliling melihat-lihat bandara sambil cari makan.
Sekitar 1 – 1,5 jam sebelum boarding, kami coba cari tempat check-in airline
yang dipakai. Ternyata beda terminal. Begitu sampai, antriannya keburu mengular.
Setelah jalan cukup jauh dari tempat check-in ke ruang tunggu, ternyata masih
ada waktu untuk menunggu.
Salah Terminal. Ternyata airline nya di terminal sebelah. |
Cara pergi ke negeri kangguru ini
salah satu cara yang murah. Direct flight memang mahal kecuali mendapatkan
promo dari airline ‘G’. Info ini saya dapat dari kakak beradik ini berhubung
saat itu mereka pernah dan sedang bahkan masih suka ke Aussie.
“Kerugian” nya, hanya perlu menunggu flight
dari ‘FC’ yang biasa terbang subuh. Mungkin agak sulit buat orang tua. Meski
subuh-subuh, antrian yang panjang cukup membuktikan banyak peminatnya.
Pemandangan dari ruang tunggu. Luggage Tag buat barang kabin, bungkus creamer dan kopi dan bon yang diminum saat gambar di pesawat. |
Ketika boarding dan take off, tidak
banyak penumpang yang masih beraktivitas. Saya melihat-lihat, ada beberapa
orang menyalakan lampu kursinya untuk membaca koran atau majalan. Suasana cukup
tenang, saya coba gambar lagi di dalem pesawat “FC” dengan segelas kopi. Baru
menikmati perjalanan 6 jam.
Jam setengah tiga pagi! Cap kopi, as usual. Cara yang saya ikuti dari trademark urbansketcher Singapore. | Tia Boon Sim |