(human mansion)
Lanjut membahas manusia, sekian banyaknya individu yang ada, Tuhan tidak pernah kehabisan ide untuk menciptakan bentuk dan rupa manusia. Penduduk bumi sekarang? Bisa jadi sudah 5 milyar? Tidak ada yang sama persis. Kembar boleh jadi, meskipun identik, tapi tetap memiliki perbedaan. Tidak hanya menyoal fisik, tapi karakter dan mental tiap-tiap orangnya pun berbeda. Misal, 1000 orang yang gw temui dalam 1 hari, bisa jadi juga 1000 karakter baru yang gw temui.
Setiap orang-orang yang dihadapi mempunyai perlakuan yang berbeda-beda. Kalaupun menggunakan cara sama, sebernarnya hanya penyederhanaan. Spesifiknya, perlakuan terhadap manusia harus dilakukan berbeda. Manusia bisa saja mempelajari sifat0sifat manusia dan karakternya dan menggolongkannya biar mudah. Akan tetapi, pada kenyataannya orang dengan golongan yang sama pun “meminta” perlakuan yang berbeda.
Tidak mudah untuk memahami setiap orang. Memahami orang lain seperti menjadi sahabat karib bagi orang lain, di mana ia mengenal orang itu luar dan dalam, di mana seseorang mampu berbagi cerita tanpa menutup-nutupi kebenarannya, tempat di mana seseorang tanpa ragu meminta pertolongan, dan sebagainya. Jadi, apa kita bisa menjadi sahabat karib semua orang? Hampir mustahil walaupun tidak menutup kemungkinan terjadi.
Apa yang gw pelajari dan orang lain ajari, perlakuan terhadap orang lain harus dilakukan dengan benar dan tepat alias pakai hikmat. Mungkin lebih mudah bila menganggap setiap individu itu sebagai mansion mewah pribadi. Jika kita memiliki barang berharga, tentu kita juga menjaganya dengan baik –sangat baik- ,bukan? Dengan begitu bisa menjadi berkat buat orang lain dan berkat buat diri kita juga. Pemilihan sikon (situasi dan kondisi) yang tepat menjadi factor penting juga. Salah-salah pilih, bukannya menjadi berkat, eh, kitanmalah menjadi batu sandungan buat orang lain.