Yah, agak kasar memang melihat judulnya. Akan tetapi, apa yang gw lihat selama ini memang begitu. Masyarakat Indonesia terlalu percaya dan mengagung-agungkan yang namanya mistik atau klenik. Contohnya, yaa seperti beberapa waktu lalu, banyak isu (atau mungkin fakta 100%) yang mengatakan bahwa banyak caleg yang dating ke tempat-tempat tertentu supaya dapet “wangsit” atau datang ke dukun2 supaya bisa menang pemilihan. Iyah, iyah, hasilnya?
Ketik REG(spasi)KAYA
Berapa banyak iklan seperti ini yang beredar di TV Indonesia? Ketik ini ketik itu supaya kehidupan berhasil, supaya dapet jodoh, supaya kaya, supaya inilah supaya itu lah… Hey! Rasional-lah sedikit. Gw coba mengajak berhitung2 dengan iklan tadi.
Setiap sms kena tariff Rp 2000. Dari 240 juta penduduk Indonesia, katakanlah 10% berHP (=24 juta orang). Lalu, katakanlah 10% nya lagi “percaya” dengan hal-hal konyol yang diiklankan (=2,4 juta orang). Nah, 2,4 juta x Rp 2000 = Rp 4,8 M. Masuk ke mana uang sebanyak itu? Masuk ke orang2 yang sms? Sehingga yang kirim sms nya tiba2 dapet duid banyak? Ah….itulah… Kemungkinan terbesar masuk ke orang yang mengiklankan diri alias yang “menipu”, sisanya paling dibagi2 kerjasama dengan para penyedia layanan sms.
Mau tidak mau, masalah susah ekonomi di Indonesia masih dimanfaatkan orang-orang tertentu untuk ngeruk keuntungan dari orang lain yang lebih susah. Sayangnya, merekanya juga “mau” ditipu.
Kita sama-sama punya Tuhan yang bisa diandalkan dan sangat-sangat bisa diandalkan. Lagi, jadi kenapa harus bergantung sama manusia (dukun) yang (Lagi-lagi) udah jelas namanya juga ****.
Andalkan Tuhan dalam setiap lakumu maka Ia akan meluruskan jalanMu.