Hmm,, kebanyakan kota memiliki ciri-ciri tersendiri. Biasanya, seperti di Indonesia, ciri sebuah kota berkaitan dengan keadaan sekitarnya, entah keadaan alam atau berkaitan dengan barang-barang produksinya. Nah, berhubungan dengan itu, muncul pula sebuta bagi kota-kota tersebut. Katakanlah, Bogor dengan "Kota Hujan" karena seringnya hujan yang turun di kota itu. Sekarang, Bogor dikenal pula dengan sebutan "Kota Seribu Angkot". Pekalongan dikenal "Kota Batik" karena sebagai produsen batik. Tegal dikenal "Kota Bahari" karena posisinya yang dekat dengan laut. Jepara dikenal "Kota Ukir", Cirebon dengan "Kota Udang", dan Bandung dengan "Kota Kembang"-nya.
Memahami ciri kota sangan menolong seseorang yang akan berkunjung ke sana, paling ngga untuk memersiapkan diri jika ada hal-hal yang berbeda dengan hal-hal yang biasa dihadapi oleh pengunjung di waktu sebelumnya. Kalau memasuki gerbang kota yang bertuliskan "Selamat Datang di Kota....", yaitu di kota yang sudah diketahui kondisinya, maka pengunjung sudah siap dengan apa yang akan dialaminya. Setidaknya, ia sudah siap untuk melakukan hal ini dan itu, atau akan menikmati ini dan itu.
Memasuki tahun 2009 tidak sama dengan memasuki kota-kota tadi yang sudah diketahui kondisinya. Bisa dibilang malah bertolak belakang. Kita sama-sama masih buta dengan keadaan di tahun 2009. Sekalipun banyak orang yang meramalkan, tapi itu hanya ramalan dan tidak pasti. Sewaktu melewati "gerbang" yang betuliskan "Selamat Datang di Tahun 2009!", maka tentu masih bertanya-tanya tentang apa yang akan terjadi di tahun ini. Dan pasti masih banyak segudang pertanyaan-pertanyaan lain. jangankan untuk setahun ke depan, untuk keadaan besok hari saja kita tidak tahu. Untuk itu diperlukan sikap yang benar supaya kita siap menghadapi segala kemungkinan, baik yang menyenangkan ataupun tidak.
~Sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok~ (Yakobus 4 : 14a)