Everyone is talented but some people just dont know how to open the present
Orang-orang pada umumnya seringkali mengasosiasikan kehidupan manusia seperti urutan 26 abjad Yunani, dari A sampai Z. Akan tetapi, seorang ahli bahasa pernah mengatakan bahwa hidup manusia terlalu panjang jika diasosiasikan sebanyak 26. Menurutnya, hidup manusia tidak sepanjang itu.
Si ahli bahasa ini justru mengatakan bahwa hidup manusia hanya dari B-D saja. Hidup manusia diawali dengan “B” yaitu “Birth” atau kelahiran dia ke dunia dan diakhiri dengan “D” yaitu “Death” atau kematian. Namun, kualitas manusianya ditentukan oleh huruf yang ada di tengahnya, “C” yaitu “Choice” atau pilihan dalam hidupnya.
Setidaknya, si C ini punya dua kemampuan dalam menentukan hidup manusia :
1. Kualitas seseorang ditentukan dari setiap pilihan dalam hidup.
Contohnya, dalam kasus pembunuhan J.F. Kennedy, ternyata di waktu yang sama, negara yang sama tetapi tempat yang berbeda ada seorang penjahat juga bernama Kennedy yang ditembak mati oleh polisi. Ada dua orang bernama Kennedy yang mati di saat yang sama. Satu orang memilih menjadikan kualitas hidupnya bagi negara dengan salah satu kata-katanya yang terkenal (kurang lebih) : “Jangan bertanya apa yang bisa negara berikan untuk dirimu, tetapi apa yang bisa kau beri bagi negaramu”. Satu orang lain memilih untuk jadi penjahat.
2. Seseorang mendapatkan apresiasi dari orang lain : memiliki dampak buat orang lain.
Lakukan lebih dulu kepada orang lain apa yang ingin kita terima dari orang lain. Hidup ini bertujuan untuk melayani orang lain, sesama bahkan orang [yang dianggap] musuh.
Jadi, memiliki hidup yang berdampak juga sebuah pilihan buat anak-anak Tuhan dan gerejaNya. Alkitab memberi contoh dengan Rasul Paulus :
1) Tahu dan Sadar Di mana Posisi.
Dalam pembukaan surat-suratnya, Paulus selalu dengan yakin menuliskan posisi dirinya sebagai rasul. Ia mengetahui bahwa panggilan hidupnya sebagai rasul. Paulus memiliki misi memberitakan Injil kepada orang-orang di luar Yahudi.
Pernahkan terbayang jika Tuhan salah mendesain tubuh manusia? Apa yang Tuhan ciptakan dari ujung rambut sampai ujung kaki adalah sempurna. Masing-masing bagian memiliki fungsi, tugas, bahkan letak/posisi yang pas di tubuh. Misalnya, pernahkah terbayangkan jika bulu mata tumbuh lebih cepat dari rambut? Salon-salon penuh dengan orang-orang yang potong bulu mata, bukan potong rambut.
Tuhan tidak pernah salah dalam memposisikan bagian tubuh kita. Jika begitu, Tuhan tempatkan setiap manusia di posisi yang tepat. Rancangannya adalah rancangan damai sejahtera. Akhirnya selalu happy ending. Bagi kita, perlu bertanya kepadanya tentang rencanaNya dalam hidup kita. Kalau kita sudah sadar, mengerti, bahkan paham di mana Tuhan memposisikan kita dalam rencanaNya, maka akan klop dengan rencanaNya dan menghasilkan hidup yang optimal.
Seringkali pelayanan seseorang kurang optimal karena lebih sering melihat dan membandingkan kemampuan dan kehebatan orang lain. Padahal, setiap orang punya posisinya masing-masing di dalam Tuhan, dan Ia lengkapi juga dengan talenta-talenta sehingga pelayanan setiap orang adalah khas alias orisinal masing-masing.
Jadi, tidak perlu iri karena MERASA orang lain lebih hebat dari diri kita. Orang yang memiliki banyak dituntut tanggung jawab yang lebih besar. Orang yang memiliki sedikit, dintuntut tanggung jawab yang lebih sedikit. Tanggung jawab yang lebih besar belum diberikan bisa saja karena belum biasa dengan tanggung jawab yang kecil sehingga jika diberi yang besar akan membuatnya frustasi.
Setiap orang khas dan unik sesuai kapasitasnya masing-masing.
2) Fokus dengan Tujuan Hidup.
Tahu di mana posisi kita akan memermudah untuk fokus kepada tujuan hidup. Apa gunanya fokus?
Sederhananya, ajukan pertanyaan : apa yang terbayang ketika mendengar kata “Toyota”?, “Coca Cola”?. Bayangan itu pasti langsung muncul begitu baca. Kenapa bisa begitu? Bisa dilihat visi dari tiap-tiap perusahaannya. Masing-masing dari awal mengkhususkan/memfokuskan tujuan/visi perusahaannya untuk menciptakan produk yang khusus. Toyota dengan mobilnya, Coca Cola dengan soft drinknya. Mereka membangun brand image di masyarakat.
Hidup manusia yang fokus seperti perusahaan membentuk brand image. Brand image tidak terbentuk dalam waktu yang singkat, tetapi waktu yang lama. Jika perusahaan tersebut fokus dengan produknya, maka mereka akan mengembangkan pelayanannya untuk menghasilkan mobil/soft drink yang akan diingat orang lain.
Ketika Paulus mengetahui panggilannya sebagai rasul yang menginjili orang-orang non-Yahudi, maka Paulus bisa fokus untuk mengembangkan pelayanannya kepada orang-orang non-Yahudi. Efesus adalah salah satu kota yang menjadi pusat pelayanan Paulus. Kenapa Efesus ya?
Saat masa kisah para rasul, Efesus merupakan kota pelabuhan dan perdagangan yang sibuk di dunia. Hampir seluruh kapal-kapal dagang dari seluruh dunia mampir ke kota ini. Kalau dibandingkan sekarang, bisa seperti Singapura yang menjadi tempat transit pesawat-pesawat terbang dunia. Secara tidak langsung orang-orang dari seluruh dunia datang ke tempat base campnya Paulus. Orang-orang yang bertobat akan kembali ke negara-negaranya dan mereka akan menyebarkan Injil yang mereka dengar dari pelayanan Paulus. Unik dengan caranya masing-masing. YA!
3) Bertindak Kreatif
Fokus dalam tujuan hidup tidak hanya menghasilkan dampak hidup yang orisinal saja. Akan tetapi, harus dilengkapi dengan tindakan-tindakan yang kreatif. Dengan begitu, dampak yang dihasilkan tidak hanya berbuah, tetapi berbuah lebat. Orisinalitas akan membuat pelayanan seseorang unik, adanya kreativitas akan membuat pelayanan yang lebih unik. Hikmat Tuhan tidak akan habis-habis.
Paulus pun merupakan pribadi yang kreatif dalam melakukan pelayanan. Paulus sebagai rasul perlu membimbing jemaat-jemaatnya di berbagai kota. Ketika Paulus dipenjara karena pemberitaan Injil, hal ini sedikit banyak memengaruhi jemaat-jemaatnya sehingga perlu dikuatkan imannya.
Paulus bertindak kreatif dengan menguatkan jemaat-jemaatnya lewat tulisan, yaitu surat-surat Paulus. Surat kepada Timotius, Filipi, dan Tesalonika merupakan contoh surat yang dibuat Paulus dari dalam penjara. Yang dipenjara justru menguatkan yang di luar penjara. Hikmat Tuhan memang ngga ada matinya.
Jadi, menjelang tahun yang baru :
Evaluasi untuk tahun ini, apakah sudah optimal? Apakah sudah tahu di mana posisi dalam rencanaNya?
Apa planning untuk tahun depan?