Pasir hisap/quicksand
Terperangkap dalam pasir hisap adalah kejadian yang cukup menakutkan sekaligus menegangkan. Masih ‘mending’ kalau sedang bepergian dengan orang lain yang bisa membantu, tapi bisa saja terjadi ketika berjalan2 sendirian.
Pasir hisap umumnya terjadi di daerah basah. Bisa di daerah rawa atau di daerah pantai. Kalau ada di daerah ini biasanya bisa diantisipasi dengan melihat keadaan tanah yang mau dilewati, apakah basah/berair atau tidak. Selalu menapak di tanah kering dan menghindari tanah yang kelihatannya basah.
Cuman diperlukan air dan pasir untuk membentuk lumpur yang menjadi pasir hisap. Molekul air mengisi ruang-ruang antar pasir yang kosong. Air ini mendorong jarak antar butir pasir lebih jauh sehingga lapisan pasir menjadi lebih berongga (diisi air).
Maka, ketika ada seseorang yang lewat, pasir itu akan kehilangan daya tahannya dan menghisap orang (atau apapun) yang ada di atasnya. Bisa terjadi secara langsung atau biasanya perlahan2 (air juga punya daya angkat). Saking sulitnya untuk keluar, di Inggris ada unit khusus untuk menyelamatkan orang yang terperangkap pasir hisap.
Sebagian besar korban pasir hisap tidak selamat karena mereka panik (siapa yang tidak panik jika mendapat kejadian seperti itu coba?). Semakin banyak gerakan kaki (usaha untuk keluar), sebenarnya malah makin mempercepat masuk/hisapan. Gerakan tadi seolah menggoyangkan air dalam pasir naik ke permukaan dan membuat pasir lebih padat. Semakin dalam, semakin berbahaya karena air dan pasir akan menekan bagian tubuh dan menghentikan aliran darah.
Dalam upaya penyelamatan unit Inggris itu bilang :
1. Jelas, teriak sekencang2nya untuk minta pertolongan orang lain.
2. Ketika terperangkap, akan lebih baik jika duduk atau berbaring untuk membuat badan ‘mengapung’ di atas lumpur dan memperlambat hisapan pasir. Diharapkan dengan begitu bisa keluar dan menyelamatkan diri sendiri tanpa bantuan orang lain.
Cara yang mereka gunakan pun sebenarnya cukup ‘rumit’ karena memerlukan 3 orang untuk mengeluarkan 1 orang yang terhisap sampai pinggang. Pertama, mereka melingkarkan sebuah papan berlubang untuk menjadi tempat pijakan. 2 orang di masing2 sisi korban, 1 orang lagi memasukkan pipa yang bertekanan air ke dalam lumpur. Memasukkan air di sekitar tubuh korban diharapkan akan melonggarkan tekanan pasir. Dengan begitu, korban bisa dikeluarkan.
Itupun perlu 3 orang. Tapi lebih baik daripada tidak bukan?